Garut Utara Mulai Alami Kekeringan Akibat Curah Hujan di Level Rendah


Wilayah Kabupaten Garut Bagian utara saat mulai mengalami kekeringan akibat curah hujan berada di level terendah

Menurut laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pemerintah Kabupaten (Pemkab)Garut diisyaratkan mengalami kekeringan pada bulan Juni kali ini.

Terkait hal tersebut, Pemkab Garut bersama perwakilan BMKG dan BPBD Jabar menggelar rapat koordinasi (Rakor) untuk mengantisipasi Kekeringan terjadi.

Dalam Rakor yang berlangsung secara virtual di Command Center Setda Kabupaten Garut, Rabu (7/6) Data BPBD mencatat seluas 189 hektare wilayah garut berpotensi mengalami kekeringan.

Kemudian Sekda Garut Nurdin Yana, menjelaskan jika pihaknya mendapatkan laporan BMKG dari bulan Juni Garut akan mulai mengalami kekeringan terutama di wilayah Garut bagian utara.

"Kita antisipasi beberapa daerah yang kerap kali terjadi kekeringan, sebut saja Cibatu. Cibatu itu juga kerap kali kan terjadi kekeringan dari tahun ke tahun," sebutnya.

Nurdin menyatakan, bentuk recovery-nya tidak paten karena ketika meminta bantuan dari BPBD Provinsi, terkendala pernyataan, karena belum ada pernyataan tanggap darurat.

"Ini juga menjadi kendala, sehingga DSP (Dana Siap Pakai) itu tidak bisa keluar ke kita," ujar Sekda Garut dalam keterangannya seusai memimpin rakor.

Selain itu Nurdin mengungkapkan di Jawa Barat, saat ini baru Garut yang melakukan rakor antisipasi penanganan kekeringan ini.

ia menilai jika berdasarkan hasil rakor kali ini baik dari BMKG maupun BPBD Jabar siap men-support Kabupaten Garut ketika terjadi kekeringan yang masif.

"Sehingga kemarin ya sudah ada bantuan, kendalanya adalah tidak ada pernyataan kita darurat, akhirnya ini hasilnya sehingga sulit BTT maupun DSP (atau) dana siap pakai dari BNPB yang digelontorkan ke kita, karena tidak ada pernyataan tadi," ungkapnya.

Adapun titik potensi kekeringan ini, imbuh Sekda Garut, berdasarkan data yang telah diinventarisasi oleh BPBD Provinsi Jawa Barat, ada seluas 189 hektare wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan.

"Tetapi kita juga sudah melakukan AUTP (atau) Asuransi Usaha Tani Terpadu yang sudah kita treatment, ada 1.000 petani yang sudah kita berikan itu, mudah-mudahan ini juga bisa meringankan beban itu, sehingga ketika terjadi (kekeringan) kepada mereka ya ada kompensasi, ada asuransi," tandasnya.***


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka