Beranda Investigasi Ungkap Penyebab Kematian Siswa SMAN 6 Garut, Bukan karena Dibully!
ADVERTISEMENT

Investigasi Ungkap Penyebab Kematian Siswa SMAN 6 Garut, Bukan karena Dibully!

4 jam yang lalu - waktu baca 3 menit
Investigasi Ungkap Penyebab Kematian Siswa SMAN 6 Garut, Bukan karena Dibully!

Kasus kematian seorang siswa SMAN 6 Garut berinisial P (16) akhirnya menemui titik terang. Hasil investigasi yang dilakukan oleh tim investigasi yang dipimpin langsung oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jawa Barat ini menyatakan bahwa P mengakhiri hidupnya bukan karena perundungan (bullying) di sekolah, melainkan dipicu oleh faktor psikologis dan keluarga.

Temuan tersebut disampaikan langsung oleh Kepala BKD Jawa Barat, Dedi Supandi, dalam rapat bersama Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM) pada 16 Agustus 2025. Rapat itu kemudian dipublikasikan melalui kanal YouTube KDM pada Kamis (21/8/2025).

“Setelah kami memetakan hasil temuan tim psikolog forensik, semuanya menyatakan tidak ada perundungan yang terjadi di sekolah. Faktor utama berasal dari kondisi psikologis yang diperparah oleh masalah keluarga,” ujar Dedi.

Baca Juga: Pemkab Garut Terima Rp12 Miliar dari DBHCHT, Sekda Tegaskan Bantuan Harus Tepat Sasaran

Fakta Psikologis Korban

PEMERIKSAAN K4SUS BUND1R SMAN 6 GARUT SELESAI | KDM BERTEKAD SELAMATKAN SAHABAT ALM4RHUM (Youtube KDM).pngPerbesar +

Dalam penyelidikan, terungkap bahwa P sudah lama mengalami masalah psikologis. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, ia diketahui sering melakukan self-harm atau melukai dirinya sendiri. Kondisi tersebut menunjukkan adanya tekanan mental mendalam yang dialami korban.

“Terjadi kondisi psikologis yang lebih mengarah pada sebuah pemahaman isme (pengaruh) tertentu,” tambah Dedi Supandi.

Dalam rapat KDM yang disiarkan di YouTube, Dedi juga menegaskan bahwa seluruh tenaga pengajar di SMAN 6 Garut telah diperiksa, dan tidak ada indikasi perlakuan tidak menyenangkan dari pihak guru maupun sekolah. Dengan demikian, dugaan awal dari pihak keluarga yang menyebutkan adanya bullying tidaklah terbukti.

Dampak pada Teman Dekat Korban

Investigasi juga menemukan fakta lain yang memprihatinkan, yakni kondisi teman dekat korban berinisial B. Setelah kematian P, B mengalami tanda-tanda depresi serius dan bahkan sempat melakukan percobaan bunuh diri.

“Anak tersebut pernah mencoba bunuh diri, namun berhasil diselamatkan. Saat ini sudah pindah sekolah dan sedang dalam penanganan tim psikiater,” kata Kepala DPPKBPPPA Garut, Yayan Waryana.

Dari tayangan YouTube KDM, tim investigasi juga menegaskan perlunya langkah cepat penyelamatan psikologis bagi sahabat dan teman-teman dekat korban agar tidak mengalami trauma berkepanjangan. Mereka mendorong adanya pendampingan intensif oleh psikiater maupun konselor sekolah.

Baca Juga: Kekayaan Palembang Bisa Berkembang Tanpa Pajak

Kronologi Kejadian

P ditemukan meninggal dunia pada Senin (14/7/2025) subuh di rumahnya, tepatnya di area luar lantai dua. Awalnya, keluarga menduga ia mengakhiri hidup akibat perundungan di sekolah. Namun, hasil penyelidikan kepolisian dan tim investigasi membantah dugaan tersebut.

Kasatreskrim Polres Garut, AKP Joko Prihatin, menjelaskan bahwa penyelidikan telah dilakukan sejak awal. “Untuk penyebab kematiannya, benar karena mengakhiri hidup. Namun tidak ditemukan adanya tindak pidana perundungan,” jelasnya, Selasa (15/7/2025).

Catatan KDM: Perlu Langkah Pencegahan

Dalam video rapat KDM yang dipublikasikan ini, para anggota komisi menekankan pentingnya pencegahan kasus serupa melalui penguatan layanan konseling sekolah, peningkatan komunikasi antara guru dan orang tua, serta perhatian lebih terhadap kesehatan mental siswa.

KDM juga menyampaikan tekad untuk menjadikan kasus ini sebagai pelajaran penting bagi seluruh pihak, agar kejadian serupa tidak terulang kembali di sekolah-sekolah Jawa Barat.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.