Beranda Istilah Unik Basa Sunda yang Populer Sejak “Baheula” di Bulan Ramadan

Istilah Unik Basa Sunda yang Populer Sejak “Baheula” di Bulan Ramadan

2 minggu yang lalu - waktu baca 2 menit
ilustrasi: freepiik/ AI

Bulan Ramadan selalu membawa nuansa khas yang penuh makna bagi masyarakat Sunda. Selain tradisi dan kebiasaan unik, ada juga berbagai istilah khas yang sering digunakan oleh orang Sunda selama bulan suci ini.

  1. Ngabuburit

Istilah "ngabuburit" berasal dari kata "burit" yang berarti sore atau menjelang petang. Ngabuburit merujuk pada kegiatan menunggu waktu berbuka puasa dengan melakukan berbagai aktivitas, seperti berjalan-jalan, berbincang, atau bermain bersama teman dan keluarga.

  1. Nyemen

Nyemen adalah aktivitas makan atau minum di siang hari secara terang-terangan. Biasanya aktivitas ini dilakukan oleh orang yang tidak menjalankan puasa karena alasan tertentu.

  1. Godin

Berbeda dengan nyemen, godin merujuk pada kebiasaan makan dan minum secara diam-diam saat siang hari di bulan ramadan. Hal ini biasanya dilakukan oleh anak-anak atau mereka yang tidak kuat berpuasa.

  1. Nyubuh

Kebiasaan menghabiskan waktu subuh dengan aktivitas fisik, seperti lari pagi atau jalan-jalan ke tempat favorit. Tradisi ini kerap dilakukan untuk menghindari rasa kantuk setelah sahur.

  1. Ngabeubeurang

Cara orang Sunda "mempercepat" waktu siang dengan berbagai aktivitas agar tidak terlalu terasa lama saat berpuasa. Bisa dengan bekerja, bermain, atau melakukan hobi lainnya.

  1. Babacakan

Babacakan adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kebiasaan makan bersama saat berbuka puasa. Biasanya, masyarakat Sunda akan membawa berbagai jenis makanan dan menikmatinya bersama-sama di satu tempat, baik di rumah, masjid, atau area terbuka.

  1. Munjung

Munjung adalah tradisi ziarah kubur yang biasanya dilakukan sebelum atau selama bulan Ramadan. Tradisi ini dilakukan untuk mendoakan leluhur sekaligus sebagai bentuk penghormatan kepada orang-orang yang telah meninggal.

Bulan Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga waktu yang penuh dengan kebersamaan dan nilai budaya yang diwariskan turun-temurun. Istilah-istilah unik ini menunjukkan kekayaan budaya Sunda yang tetap lestari di tengah perkembangan zaman.

Apakah ada istilah Ramadan khas Sunda lainnya yang Warginet ketahui?

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.