Jalan Cagak Nagreg, Jalur Mudik Legendaris Warga Priangan Sejak Zaman Kolonial


Bila mendengar kata "Nagreg", pastinya yang teringat adalah suasana macet dan hiruk pikuk arus mudik. Pasalnya, Nagreg merupakan salah satu ruas jalan penting yang menghubungkan kota Bandung dengan kota-kota di Priangan Timur, seperti Garut dan Tasik, juga Jawa Tengah.  Bagi Warginet yang sering melintasi jalur ini, pastinya juga mengenal salah satu percabangan legendaris yang disebut "Jalan Cagak Nagreg".

Jalan Cagak Nagreg, dibangun pada masa pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1808. Dahulu, ruas jalan ini merupakan persimpangan yang dikelilingi oleh hutan, pepohonan rindang, para petani yang berjalan beriringan, juga segelintir orang yang menunggangi kuda atau pedati yang ditarik oleh sapi. Konon, jalan ini juga banyak dilalui oleh warga Eropa yang hendak mengunjungi destinasi wisata perkebunan teh Sindangwangi. 

Foto: Nederlands Instituut voor Militaire Historie Belanda

Pada tahun 1947, Jalan Cagak Nagreg juga menjadi saksi bisu pertempuran warga pribumi dengan pasukan kolonial pada zaman perang. Saat itu, 30 orang tentara kolonial yang sedang konvoi tumbang, selepas ditembaki oleh warga setempat. Peristiwa serupa juga terjadi pada tahun 1949, di mana Jawa Barat sebagai Negara Pasundan terlibat konflik dengan Darul Islam. Konflik tersebut menyebabkan kerusuhan di  kawasan Nagreg yang menyebabkan puluhan rumah terbakar dan beberapa orang tewas di tempat.

Hingga kini, rangkaian peristiwa masa lalu di jalan tersebut masih terekam jelas di benak masyarakat setempat, sebagai cerita pengantar tidur dari nenek moyang mereka. Bahkan, menurut sejumlah keterangan, terdapat banyak rumah di kawasan Nagreg yang masih tetap berdiri tegak sejak zaman kolonial.

Data: Diambil dari berbagai sumber







0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka