Jejak Charlie Chaplin Saat Singgah di Garut
Charlie Chaplin pernah menginjakkan kaki di Garut pada 1927 dan 1935. Kisahnya terekam dari cerita warga hingga dokumentasi foto legendaris.
Legenda komedian dunia, Charlie Chaplin, tercatat pernah dua kali mendatangi Garut, yaitu pada tahun 1927 dan 1935. Kala itu, Garut tersohor sebagai “Switzerland van Java” karena keindahan alamnya yang menakjubkan.
Perjalanan Chaplin ke Garut ini menjadi jejak sejarah yang menarik, meskipun tidak banyak dokumentasi secara resmi yang menyimpan aktivitasnya ketika berada di kota sejuk di kaki Gunung Guntur tersebut.
Baca juga: Sungai sebagai Batas Budaya: Begini Kisah Perbatasan Sunda dan Jawa
Cerita Turun Temurun Tentang Kedatangan Charlie Chaplin di Garut
Sekalipun belum ditemukan arsip resmi dari instansi terkait, cerita kunjungan Charlie Chaplin ke Garut hidup melalui cerita lisan masyarakat. Salah satunya berasal dari Franz Limiart, warga sekaligus pemerhati sejarah lokal yang mendapat kisah ini dari ayahnya, Liem Boen San.
Ketika Chaplin tiba kembali ke Garut tahun 1935, Liem Boen San masih berumur 12 tahun. Ia menatap secara langsung kegembiraan masyarakat Garut memenuhi Stasiun Garut untuk menyambut aktor film bisu itu, yang pada saat itu terlihat tidak menggunakan kostum khasnya.
Hotel Ngamplang dan Jejak Fisik Kehadiran Chaplin
Dari Stasiun Garut, Charlie Chaplin meneruskan perjalanan ke Hotel Grand Ngamplang, yang terletak di area perbukitan. Dari hotel ini, keindahan Gunung Papandayan, Guntur, Cikuray, dan Karacak terlihat jelas, membuat banyak orang menerka bahwa julukan “Switzerland van Java” keluar pertama kali karena kunjungan ini.
Sayangnya, jejak fisik Chaplin di Garut sangat terbatas. Namun, seorang fotografer perempuan berdarah Jerman, Thilly Weissenborn, sempat mengabadikan momentum keberadaan Chaplin di Stasiun Garut Kota. Foto-foto itu menjadi bukti penting dalam menjelajahi tapak legenda komedian tersebut di Garut.
Baca juga: Es Goyobod, Jajanan Legendaris Asli Garut yang Melegenda
Nah Warginet, cerita Charlie Chaplin di Garut bukan hanya sekadar nostalgia masa lalu, tetapi juga menjadi elemen dari cerita budaya yang memperkaya sejarah daerah. Meskipun tidak banyak arsip resmi, cerita dari masyarakat dan dokumentasi visual membuat momentum kunjungan Chaplin tetap hidup sampai saat ini.
Sumber: Good News from Indonesia
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.