Kabuyutan Ciburuy Produsen Kaum Cendikiawan Sunda


Situs Kabuyutan Ciburuy merupakan salah satu tempat di Garut yang memiliki nilai sejarah yang tinggi karena di Situs Kabuyutan Ciburuy terdapat benda-benda peninggalan yang berasal dari berbagai macam dimensi waktu seperti peninggalan dari zaman megalitik, pra-islam, awal islamisasi. Benda-benda bukti sejarah seperti perkakas hingga naskah kuno masih tersimpan rapi di Situs Kabuyutan Ciburuy.

Situs Kabuyutan Ciburuy terletak di Kampung Ciburuy, Desa Pamalayan, Kecamatan Bayongbong. Situs Kabuyutan Ciburuy ini terletak di kaki Gunung Cikuray dan dilewati oleh tiga aliran sungai kecil. Karena merupakan cagar budaya Situs Kabuyutan Ciburuy ini pernah dilakukan pemugaran pada tahun 1982 dan diresmikan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Haryati Soebadio.

Situs Kabuyutan Ciburuy ini sudah diketahui sejak masa pendudukan Belanda di Indonesia, bahkan Karel Frederik Holle di tahun 1867 yang merupakan orang Belanda-pun sudah mengetahui bahwa naskah-naskah kuno bahasa sunda yang tertulis di atas daun lontar dan daun nipah ini tersimpan rapi di Situs Kabuyutan Ciburuy.

Situs Kabuyutan Ciburuy memiliki fungsi lain selain sebagai tempat penyimpanan naskah kuno, Situs Kabuyutan Ciburuy ini dipercaya sebagai sebuah skriptorium. Skriptorium adalah sebuah ruangan yang digunakan untuk menulis ataupun belajar yang biasa dilakukan oleh para cendikiawan. Situs Kabuyutan CIburuy sebagai skriptorium digunakan oleh kaum cendikiawan Sunda untuk belajar dan mengembangkan berbagai bidang ilmu. Pengembangan ilmu pengetahuan ini kemudian dituliskan ke dalam naskah daun lontar dan daun nipah.

Di Situs Kabuyutan Ciburuy ini tersimpan media tulis seperti daun lontar dan daun nipah yang digunakan untuk naskah kuno. Di sana juga tersimpan sebilah peso pangot, rangka kaca mata berbahan tanduk, gunting, logam, tabung berkaki yang biasa digunakan sebagai alat tulis pada masa itu. Jika dilihat dari peninggalannya Situs Kabuyutan Ciburuy ini merupakan tempat belajar dan menghasilkan banyak intelektual di Tatar Sunda pada masa itu.

Situs Kabuyutab Ciburuy ini memiliki lima bangunan yang dimana kelima bangunan tersebut berdindingkan bambu, memiliki atap yang berasal dari daun rumbia atau orang Sunda menyebutnya sebagai hateup kiray. Kelima bangunan ini diantaranya:

  1. Patamon yang merupakan bangunan yang berukuran 8x6 meter dan memiliki balkon seluas 8x4 meter yang disangga oleh empat tiang utama dengan ukuran 4 meter. Patamon ini berfungsi sebagai tempat musyawarah adat. Di sini juga tersimpan naskah kuno yang disimpan secara aman di dalam sebuah peti.

  2. Lumbung padi berukuran 4x2 meter yang digunakan untuk menyimpan persediaan beras dan gabah.

  3. Saunglisung merupakan tempat dengan ukuran 9x3 meter yang setengah dindingnya terbuka dan tidak memiliki pintu merupakan tempat untuk menumbuk padi.

  4. Padaleman yakni ruangan terbesar di Situs Kabuyutan Ciburuy dengan ukuran ruangan seluas 10x50 meter yang terbagi lagi ke dalam tiga ruangan sama besar dan setiap ruangan dihubungkan dengan pintu yang terbuat dari anyaman bambu. Di ruangan ini juga menjadi tempat penyimpanan naskah kuno dan benda pusaka seperti trisula, genta, kujang dan sebagainyanya.

  5. Pasigaran atau panyaranagan adalah bangunan terkecil di Situs Kabuyutan Ciburuy, memiliki ukuran 1,5x1,5 meter, berdindingkan palupuh dan bambu. Ruangan ini merupakan ruangan penyimpanan dan digunakan untuk menyimpan naskah-naskah serta benda-benda sejarah lainnya jika ruangan utama sedang dibersihkan. 

 

 

 

Sumber : Jay Setiawan


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka