Kampung Pelag, Penghasil Kopi Arabika Kualitas Tinggi dari Garut


Sejarah kopi di Garut tak jauh dari pelan Belanda. Biji kopi dibawa pertama kali oleh Gubernur van Hoor dari Belanda. Ia mendistribusikannya ke Batavia, Cirebon, Priangan, dan wilayah pesisir utara Pulau Jawa. Pada awal abad ke-17, biji kppi yang ditanam mulai menghasilkan setelah umur 7-9 tahun. Kopi-kopi tersebut kemudian dibudidayakan dan berhasil dipanen sehingga produksi kopi di Indonesia melimpas dan mendominasi pasar dunia.

Saat itu, kopi yang paling terkenal adalah dari Priangan, terutama Garut. Salah satu biji kopi yang terkenal dan tertua ditanam di Kampung Pelag, Desa Sukalilah, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Garut.

Kopi tersebut tumbuh pada ketinggian 1.300 mdpl kaki Gunung Papandayan dan menjadi andalan warga setempat untuk roda perekonomian mereka. Kampung Pelag merupakan nama tegalan yang tidak diketahui asal-usul pemberian namanya. Warga kampung Pelag memiliki keseharian bertani yang membudidayakan tanaman hortikultura tumpang sari bersama kopi dan sayuran.

Warga kampung Pelag mendapatkan bantuan dari PT Indonesia Power dengan diberikan pembinaan dan pengembangan para petani kopi di Kampung Pelag. Pembinaan oleh PT Indonesia Power memanfaatkan lahan milik masyarakat khususnya kelompok SInergi Jaya seluaas 35,7 hektar dan lahan milik Perhutani seluas 42,60 hektar. Hingga ini, kampung ini menghasilkan 1,2 ton kopi untuk kisaran total hasil per panen. 

Rasanya yang khas dengan nilai sejarah tinggi, kopi ini dibandrol dengan harga yang cukup tinggi. Untuk harga per kg-nya tembus hingga Rp600 ribu. Sudahkah Warginet coba kopi Pelag asal Garut ini?

 

Sumber materi dan foto : smartpower.id, jabar.tribunnews.com


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka