Beranda Kasus Keracunan MBG Makin Serius: Dua Cucu Mahfud MD Ikut Jadi Korban, Pakar Soroti Kegagalan Sistemik
ADVERTISEMENT

Kasus Keracunan MBG Makin Serius: Dua Cucu Mahfud MD Ikut Jadi Korban, Pakar Soroti Kegagalan Sistemik

14 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
Kasus Keracunan MBG Makin Serius: Dua Cucu Mahfud MD Ikut Jadi Korban, Pakar Soroti Kegagalan Sistemik (Istimewa)

GARUT – Isu keracunan massal yang diduga berasal dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) kian menjadi sorotan nasional setelah mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, mengungkapkan fakta mengejutkan: Dua cucunya turut menjadi korban keracunan MBG.

Pengakuan Mahfud MD ini membawa perhatian publik pada kualitas dan sistem tata kelola program MBG yang terus menuai masalah di berbagai daerah, termasuk di Garut yang sempat menetapkan status KLB di Kecamatan Kadungora.

Baca Juga: Jamin Program MBG Aman dan Higienis, Polsek Leuwigoong Sisir Dapur Sehat Merah Putih

Cucu Mahfud MD Dirawat di RS

Mahfud MD menceritakan bahwa keracunan menimpa dua cucunya di sekolah yang berada di Yogyakarta. Salah satu cucunya bahkan harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit selama empat hari, sementara satu cucu lainnya diizinkan pulang setelah sehari mengalami gejala mual dan muntah.

"Cucu saya juga keracunan, ya, MBG. Di Jogja. Cucu ponakan ya," ungkap Mahfud. "Satu kelas itu delapan orang langsung muntah-muntah... yang satu ini sampai empat hari di rumah sakit."

Mahfud menegaskan bahwa kasus keracunan ini tidak bisa dianggap remeh atau sekadar angka statistik yang kecil. Menurutnya, persoalan ini menyangkut nyawa dan kesehatan anak-anak.

"Ini harus diteliti lagi apa masalahnya. Program MBG ini adalah satu program yang paling bagus, mulia. Tapi tata kelola harus jelas," tegasnya, menuntut perbaikan menyeluruh pada sistem pelaksanaan program tersebut.

Baca Juga: Keracunan Massal MBG Kadungora Garut Capai 299 Kasus, 265 Pasien Sudah Diperbolehkan Pulang

Pakar Sebut Bukti Kegagalan Sistemik

Meluasnya kasus keracunan MBG, dari skala massal di sekolah-sekolah Garut, hingga menimpa keluarga tokoh nasional, dianggap para ahli sebagai indikasi adanya kegagalan sistemik total dalam tata kelola program.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, secara terbuka telah menyampaikan permohonan maaf atas insiden yang menimpa cucu Mahfud MD, dan mengakui bahwa masalah ini harus segera dituntaskan.

Keracunan MBG, yang mencatat ribuan korban di berbagai wilayah, menunjukkan bahwa pengawasan kualitas dan proses distribusi makanan masih sangat lemah.

Pakar menilai bahwa masalah tidak hanya terletak pada supplier atau dapur penyedia (SPPG) semata, tetapi juga pada standar kelayakan bahan baku, proses pengolahan, hingga kecepatan distribusi yang harusnya menjamin makanan tetap higienis saat disantap.

Insiden yang menimpa cucu Mahfud MD ini diharapkan dapat mendorong Pemerintah Pusat dan daerah, termasuk Pemkab Garut, untuk segera melakukan evaluasi total dan menerapkan sistem kontrol kualitas yang jauh lebih ketat demi menjamin keamanan dan tujuan mulia dari program MBG itu sendiri.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.