Keadaan Wanaraja Garut pada Masa Perang Melawan Belanda

Keadaan Wanaraja Garut pada Masa Perang Melawan Belanda

Wanaraja adalah salah satu kecamatan di Garut yang menyimpan banyak sejarah. Dalam catatan selama perang, Wanaraja menyimpan banyak catatan bersejarah, terutama para pejuang muslim yang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 

Saat itu, banyak tentara Jepang yang bergabung dengan pejuang muslim di Wanaraja. Salah satu tempat bersejarah di Wanaraja adalah Stasiun Wanaraja. Semasa Perang Dunia II, pada 8 Maret 1942, Stasiun Wanaraja menjadi tempat ketibaan 35 pilot Australia dari Cilacap untuk pergi ke Bandung melalui Wanaraja. John Bingham, salah satu mantan pilot Australia itu menyebutkan bahwa ada tempat yang disiapkan Belanda untuk lepas landas sebagai tempat evakuasi. Mereka bersama penerbang asal Inggris menunggu kedatangan pesawat Belanda untuk melarikan diri.

Tahun 1942, Jepang masuk ke Indonesia dan menempati berbagai daerah di Indonesia, salah satunya Wanaraja, Garut. Dalam buku yang ditulis E Ensering, menyebutkan bahwa pada saat pendudukan Jepang, umat Islam di priangan timur bangkit kembali dipimpin oleh para ulama. Kawasan Wanaraja jadi salah satu basis terbangunnya Darul Islam.

Ada 2 hal yang menonjol dari daerah Wanaraja, pertama kebangkitan kepemimpinan Islam dan kedua, antusias masyarakat yang mengikuti pelatihan militer dari Jepang. Pada saat yang sama di Wanaraja terdapat tokoh kharismatik Islam yaitu, K.H Yusuf.  K.H Yusuf memiliki citra yang baik dan dianggap sebagai cikal bakal pendiri laskar Islam, Hizbullah. Jumlah anggotanya mencapai satu batalion, berasal dari seluruh kawasan Priangan. 

Pada bulan Agustus 1947, ketika Belanda datang kembali ke Indonesia, para tentara Jepang sebagian memilih tinggal di Garut. Mereka kemudian masuk Islam dan menikahi perempuan-perempuan Garut. Mereka ikut berjuang dengan laskar Hizbullah untuk membela Indonesia. Namun, oleh tentara Belanda, mereka disebut teroris. Di Jawa Barat, para ulama dan kiai bergabung dalam gerakan Darul Islam, yang merupakan perjuangan rakyat Islam melawan pasukan Belanda. 

Di Stasiun Wanaraja, pernah terjadi pertempuran antara pasukan Belanda dengan pihak Indonesia pada Agustus 1947. Rangkaian kereta api yang berisi orang-orang Belanda diserang oleh pasukan Indonesia. Tentara Jepang yang tergabung dengan pasukan Indonesia itu tadi juga ikut menyerang Belanda. Berita tersebut disiarkan dalam koran Leewarder Courant terbitan September 1947. Akibat dari peristiwa tersebut menewaskan 17 tentara Belanda.

Bulan Oktober 1947, pasukan Belanda melakukan pembersihan di Wanaraja. Pasukan Belanda dari arah Cibatu memasuki daerah Wanaraja. Pada jalur tersebut, pasukan Belanda mendapati bangunan-bangunan sudah dihancurkan. Pasukan Belanda melanjutkan perjalanan ke stasiun Wanaraja sekaligus menguasai jalur kereta api.

Pasukan Belanda mendapati pabrik belerang Wanaraja yang ditemukan utuh, ada beberapa stok produksi. Saat itu terdapat banyak belerang yang siap diolah di halaman pabrik. Namun, pabrik belerang tersebut dibumi hanguskan oleh laskar Samber Njawa  pada Oktober 1947. 

Belanda melancarkan aksi militernya dari 2-5 November 1947. Banyak senjata bahkan tank besar di sekitar jalan Wanaraja. Akibatnya banyak masyarakat mengungsi ke Garut. Tujuan pasukan Belanda melakukan militer di Wanaraja untuk menangkapi pejuang Indonesia.

 

Sumber berita : Youtube/Kodar Solihat

Sumber foto : indonesia-zaman-doeloe.blogspot.com


Baca lainnya

0 Komentar :

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.