Kesenian Badingkut yang Diciptakan untuk Manfaatkan Barang Limbah


Kesenian Badingkut itu termasuk ke dalam kategori perkusi. Tetapi, uniknya di sini adalah alat yang digunakannya. Jadi alatnya itu terbuat dari barang-barang bekas kemudian dimanfaatkan kembali sebagai alat musik. Maka dari itu Badingkut juga dikenal sebagai "Bubututan atau Raradutan".

Dilansir dari Disparbud Kabupaten Garut bahwa seni Badingkut ini berkembang di daerah Leuwigoong yang dipimpin oleh Bapak Uju. Meskipun sebenarnya kesenian ini diciptakan oleh Bapak Oya Sukarya yang kini menjadi dosen di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Kesenian ini tercipta ketika Bapak Oya Sukarya dahulu masih menjadi Mahasiswa UPI yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Dungusiku, Kecamatan Leuwigoong. 

Pada saat itu Bapak Oya melihat di desa Dungusiku ini jarang sekali menemukan kesenian khas. Maka dari itu beliau memiliki ide untuk memanfaatkan barang bekas seperti ember, panci, katel dan lain sebagainya sebagai alat musik perkusi. 

Bapak Oya dahulu ketika merealisasikan kesenian ini dibantu oleh Bapal Uju selaku tokoh seni di desa Dungusiku. Sehingga ketika Bapak Oya selesai KKN, kesenian Badingkut ini masih bisa diteruskan oleh Bapak Uju dan masyarakat sekitar dan bertekad untuk melestarikannya agar menjadi seni unggulan di Kabupaten Garut. 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka