Kesenian Tradisional Garut Raja Dogar yang Kiprahnya Sudah Sampai Negera Tetangga


Raja Dogar ini adalah singkatan dari "Rajanya Domba Garut", Tetapi Raja Dogar ini bukan menampilkan Domba Garut asli pada umumnya. Jadi Raja Dogar itu merupakan seni pertunjukan yang divisualisasikan dengan manusia yang memakai kostum menyerupai Domba Adu Garut. 

Ada istilah "Raja" dalam penamaannya karena memang ukurannya yang besar. Hal ini menggambarkan kegagahan Domba Garut yang menjadi salah satu ras Domba terbaik di dunia. Bahkan sampai ada sebutannya dalam bahasa Sunda "Teuneung Ludeung Leber Wawanen Nanjeurkeun Bebeneran" yang artinya Lambang Berani dan Benar. 

Kesenian tradisional Raja Dogar dari Garut ini sudah ada sejak 18 Desember 2005 yang diciptakan oleh Entis Sutisna di Kampung Warung Kaler, Desa Cikarag, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut. 

Kesenian tradisional ini menampilkan pertunjukkan layaknya Ketangkasan Domba Garut. Jadi Raja Dogar ini dimainkan oleh 2 orang untuk satu kostum Domba. Selama pertunjukkannya berlangsung, disertai juga iringan musik seperti kendang pencak, reog, angklung, tarangtang, kulanter, dan alat musik tradisional Sunda lainnya.

Meskipun Raja Dogar ini masih terbilang kesenian yang baru, tetapi kiprahnya dalam dunia pementasan itu sudah sampai ke luar negeri, salah satunya Singapura. 

 

Perjalanan Raja Dogar

Raja Dogar pertama kali lahir di Kampung Warung Kaler, Desa Cikarag, Kecamatan Malangbong. Lalu, pernah juga menetap di Kampung Loji, Desa Keresek, Kecamatan Cibatu. Hingga akhirnya menetap dan terus berkembang di tempat kelahiran sang penciptanya Entis Sutisna di Kampung Pakemitan, Desa Wanaraja, Kecamatan Wanaraja. Meskipun berpindah-pindah tempat, tetapi Raja Dogar ini masih tetap dipelihara oleh management Entis Sutisna. 

 

Warginet ada yang sudah pernah nonton Raja Dogar?


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka