Kesenian Tradisional Rampak Kohkol yang Lahir dari Kebiasaan Masyarakat


Rampak Kohkol adalah salah satu kesenian tradisional dari desa Margawati, Kecamatan Garut Kota. Alat utama untuk memainkan kesenian ini tentu saja kohkol atau "kentungan". Jadi kesenian ini memang lahir dari kebiasaan menggunakan kohkol yang saat itu menjadi pengingat di dalam sebuah kampung atau desa. Contohnya seperti cara memukul kohkol yang berbeda, berarti artinya berbeda juga. 

 

Contoh ketuka kohkol untuk tujuan pemberitahuan:

1. Kematian: x     x     x     x………

2. Kebakaran: xxxxx  xxxxx  xxxxx…..

3. Sakit Keras: xx   xx   xx………………..

4. Pencurian: xxxxxxxxxxxxx………

5. Melahirkan: x xxx  x xxx……………..

 

Kelima kondisi di atas itu merupakan contoh kapan ketika kohkol itu digunakan. Tetapi, untuk zaman sekarang mungkin penggunaan kohkol untuk pemberitahuan itu sudah jarang karena sudah ada alat komunikasi yang lain. 

Lalu, Bapak Usup (Alm) merupakan orang yang pertama kali memiliki ide untuk melakukan kesenian rampak kohkol. Jadi dahulu itu Bapak Usup sebagai tokoh masyarakat yang juga seniman dari Desa Margawati melihat banyaknya pohon bambu di setiap rumah warga. Kemudian Bapak Usup memberikan usulan agar membuat kohkol di setiap rumah agar bisa terjalin komunikasi meskipun jarak rumahnya berjauhan. 

Berdasarkan kebiasaan tersebut kemudian dibuatlah kohkol yang ukurannya berbeda-beda sehingga bisa mengeluarkan berbagi macam suara. Jadi ada yang berperan sebagai bass-nya, melodi, dan lain-lain.

Selanjutnya pemain dari Rampak Kohkol ini biasanya berusia 30 tahun ke atas yang menggunakan busana warna putih dan celana panjang hitam dan ikat kepala. 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka