Kisah Orang Jepang yang Tinggal di Garut Pada Tahun 1942


Pada tahun 1942 pasukan Jepang mulai memasuki kawasan Garut. Pasukan Jepang ini masuk ke GArut melalyi Stasiun Cibatu dengan menggunakan kereta api dan dari arah Tarogong terdapat pasukan tentara Jepang yang longmarch hingga menggunakan kendaraan bermotor. Saat pasukan tentara Jepang masuk ke Kota Garut, rakyat Garut menyambut mereka dengan suka cita.

Rakyat Garut menaruh harapan kepada pasukan Jepang karena pada saat itu pasukan Jepang memperlakukan rakyat Jawa Barat dengan baik. Pada saat itu, Pemerintahan Jepang mulai menjual barang-barang dengan harga yang lebih murah sehingga menarik dukungan masyarakat. Selain itu, Pemerintahan Jepang memperbolehkan masyarakat untuk mendengarkan lagu Indonesia Raya.

Sesampainya di Garut pasukan Jepang yang terdiri dari pemerintahan Jepang dan tentara Jepang mereka mengisi tempat-tempat strategis seperti Hotel Papandayan (yang saat ini menjadi Kantor Bank BNI dan Kantor Kodim), kawasan Cipanas yang kemudian dijaikan sebagai tempat peristirahatan para tentara. Setelah masukannya pasukan Jepang, masyarakat sipil Jepang-pun mulai tinggal di Garut. Pemerintah Jepang menjadikan Hotel Ngamplang sebagai kediaman para masyarakat sipil Jepang. Masyarkat sipil Jepang kemudian diberi pin bunga sakura untuk menandai bahwa mereka adalah masyarakat Jepang.

Beberapa masyarakat sipil Jepang kemudian mulai membuka usaha mereka sendiri, salah satu toko masyarakat Jepang yang berdiri di Garut disebutk sebagai Toko Tokyo di Jalan Talaga Bodas (sekarang Toko Tokyo menjadi Toko Cahaya Baru di Jalan Ahamd Yani). Kemudian ada Toko Mitsuring yang terletak di pasar ceplak dan juga perusahaan yang mengelola bus hingga kayu di Jalan Ciledug.

 

Sumber : Kunto Sofianto, Garut Pada Masa Pemerintahan Pendudukan Jepang (1942 - 1945)


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka