Beranda Kok Bisa, Orang Jawa Suka Teh Manis tapi Orang Sunda Pilih Teh Tawar?

Kok Bisa, Orang Jawa Suka Teh Manis tapi Orang Sunda Pilih Teh Tawar?

3 minggu yang lalu - waktu baca 2 menit
Ilustrasi/ AI

Jika berkunjung ke daerah Jawa Tengah atau Jawa Timur, mungkin Warginet akan sering menemukan teh manis sebagai suguhan utama di meja makan. Sementara di Jawa Barat, khususnya di kalangan masyarakat Sunda, teh tawar lebih umum disajikan.

Nah, perbedaan ini bukan sekadar selera, tetapi juga berkaitan dengan asal daerah dan kebiasaan turun-temurun.

Dalam unggahan di akun Instagramnya, pecinta teh Indonesia @ozasudewo mengungkap fakta menarik mengenai perbedaan selera masyarakat Jawa dalam menikmati teh. Oza membagikan informasi dari Prof. Murdjito Gardjito, Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada, yang menjelaskan bahwa masyarakat Jawa Tengah cenderung lebih menyukai teh manis, sedangkan masyarakat Sunda lebih memilih teh tawar.

“Di zaman penjajahan Hindia Belanda, 80% perkebunan teh itu ada di area Jawa Barat. Bayangin, lo tinggal di satu daerah yang isinya perkebunan teh, tentu lo akan bisa mendapat akses teh yang lebih baik dibanding di luar daerah tersebut,” kata Oza diawal penjelasannya.

Berkat akses tersebut, warga Jawa barat bisa mendapatkan kualitas teh yang lebih baik. Hasilnya, cita rasa tehnya ini sudah lebih enak, meski tidak ditambahkan apa-apa, banyak orang Jawa Barat pun sudah puas menikmati teh tawar. Berbeda dengan di Jawa Tengah dan Jawa Timur, kedua wilayah ini pada masa Hindia Belanda difokuskan sebagai pusat perkebunan tebu.

“Jawa Tengah dan Jawa Timur diset oleh Hindia Belanda untuk perkebunan tebu. Makanya, pabrik gula lebih banyak berada di daerah tersebut. Akibatnya, hampir semua minuman dan makanan diberi tambahan gula,” ujar Oza.

Hal ini juga tercermin dalam kuliner khas Jawa Tengah yang umumnya bercita rasa manis. Ketika teh mulai dikonsumsi di wilayah tersebut, kebiasaan menambahkan gula pun terbentuk secara alami. Selain itu, kualitas teh yang diperoleh masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur pada masa itu tidak sebaik teh yang dikonsumsi oleh masyarakat Jawa Barat.

Kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang menjadikan Jawa Barat sebagai pusat produksi teh dan Jawa Tengah sebagai pusat produksi gula akhirnya membentuk budaya konsumsi yang berbeda di kedua daerah. Kebiasaan ini pun terus berakar dan bertahan hingga saat ini.

Meski tren kuliner terus berkembang, kebiasaan minum teh manis di Jawa dan teh tawar di Sunda masih bertahan hingga kini. Di restoran atau warung makan di Jawa Tengah dan Jawa Timur, pesanan teh hampir selalu diasumsikan sebagai teh manis, sedangkan di Jawa Barat, teh tawar lebih dominan sebagai minuman standar.

Fenomena ini menunjukkan bahwa selera kuliner bukan sekadar urusan lidah, tetapi juga mencerminkan sejarah, budaya, dan filosofi hidup masyarakat setempat. Jadi, apakah Warginet lebih suka teh manis atau teh tawar?

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.