Lalampah di Garut Pangirutan : Walking Tour Untuk Mengenalkan Bangunan Heritage di Garut


Ikatan Arsitek Indonesia Jawa Barat (IAI Jabar) bersama dengan Yayasan Arsitektur Hijau Nusantara berkaloborasi dengan Pemerintah Kabupaten Garut serta Institut Teknologi Garut mengadakan acara bertanjuk Lalampah di Garut Pangirutan. Acara ini dilaksanakan di area Kecamatan Garut Kota.

Acara Lalampah di Garut Pangirutan ini adalah walking tour di mana para peserta berjalan-jalan di kawasan Kecamatan Garut Kota, menelurusi area perkotaan Garut dan kemudian mengunjungi bangunan-bangunan heritage di kawasan Garut Kota. Selain melaksanakan walking tour, acara ini juga terdiri dari berbagai kegiatan seperti acara lomva sketsa dan fotografi bertemakan bangunan heritage yang ada di Kabupaen Garut.

Bangunan heritage yang dilewati saat walking tour dikawasan Garut Kota ini diantaranya Babancong, Kantor Kecamatan Garut Kota, Stasiung Garut dan Kantor Pos Garut. Para peserta yang mengikuti acara ini langsung dilepas oleh Bupati Garut, Rudy Gunawan. Menurut Bupati Garut, pada tahun 1872 Kabupaten Garut merupakan salah satu kabupaten yang paling maju di Jawa Barat. Hal ini dibuktikan dengan adanya pembangunan Stasiun Kereta di Kecamatan Cikajang hingga dibangun Gedung Pendopo.

Bangunan heritage yang ada di Garut merupakan pengetahuan penting bagi para penggiat arsitektur, oleh karena itu bangunan heritga yang ada di Garut ini haruslah dijaga dan bangunan heritage ini merupakan cagar budaya yang harus dilindungi bersama. Andrianto, Ketua IAI Jabar berpesan pada para calon arsitek agar bisa melaksanakan praktek arsitek secara profesional. Karena menurutnya istilah profesional ini memiliki makna yang luas, terutama dalam konteks cagar budaya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, Agus Ismali mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan kerja sama dengan IAI Jabar dan Yahintara sebagai usaha untuk mengenalkan heritage tourism di Kabupaten Garut. Menurut Agus Ismail di Garut banyak terdapat bangunan historis peninggalan masa kolonial. Acara ini diikuti oleh 200 peserta dan 80 peserta diantaranya merupakan arsitek profesional yang berasal dari Bandung,. 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka