Memperingati Nuzulul Qur'an oleh Masyarakat Sunda pada Abad ke 19


Dalam memperingati peristiwa turunnya Al-Quran biasanya masyarakat sunda pada abad 19 ini menjalankan sebuah tradisi. Tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat Sunda di abad 19 ini tidak banyak berubah dan masih dilaksanakan hingga pada saat ini. Biasanya tradisi dalam memperingati Nuzulul Qur’an ini dilaksanakan setelah solat tarawih pada tanggal 17 Ramadan.

Setelah melaksanakan solat tarawih masyarakat membaca al-quran bersama-sama. Kemudian masyarkat juga mendengarkan ceramah dari Kyai, dalam ceramahnya biasanya Kyai menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan al-quran. Di abad ke-19 masyarakat Sunda yang beragama muslim berlomba-lomba untuk menamatkan al-quran minimal sekali tamat dalam satu bulan Ramadan.

Masyarakat Sunda pada abad 19 memiliki target untuk bisa khatam al-quran di hari ke-17 Ramadan. Jika seorang anak kecil yang khatam al-quran pada hari ke 17 di bulan Ramadan biasanya orangtua akan melaksanakan syukuran dan membagi-bagi tumpeng kepada orang terdekatnya sebagai bentuk syukur dan bentuk rasa bangga bahwa sang anak telah bisa menamatkan al-quran.

Sebelum memperingati Nuzulul Qur’an biasanya akan ada tabligh akbar yang dilaksanakan pada siang hari di bulan Ramadan setelah waktu dzuhur. Biasanya acara tabgligh akbar ini diisi oleh penceramah kondang pada masanya, para penceramah kondang ini akan berkeling dari satu daerah ke daerah lainnya untuk memberikan ceramah dan mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada masyarakat.

Tidak banyak hal yang berubah dari tradisi dalam memperingati Nuzulul Qur’an, hingga saat ini tradisi-tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat Sunda pada abad ke 19 ini masih dilakukan hingga saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa tradisi-tradisi tersebut tidak lekang oleh zaman dan waktu. Selain itu, tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat Sunda ini sebagian besar termasuk pada rangkaian ibadah sehingga tradisi ini akan terus berlangsung.

 

 

 

 

 

Sumber : Agung Purnama, Tradisi Keislaman Masyarakat Sunda pada Abad ke -19, Historia Madania Volume 5 (2021)


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka