Menengok Kejayaan "Si Gombar", Kereta Primadona Urang Garut Pertengahan 1984


Jika kita kembali ke masa lalu, sejak dulu kereta api merupakan moda transportasi yang menjadi idola masyarakat Indonesia. Seperti halnya"Si Gombar" lokomotif kereta api yang populer di Garut pada tahun 1984. 

Si Gombar merupakan saksi bisu kejayaan kereta api yang paling dikenang khususnya oleh para pemuda Garut tahun 70-an hingga awal 80-an. Lokomotif hitam nan gagah ini, didatangkan dari pabrik Hartman dan Hanomag di Jerman serta Werkspoor di Belanda, dan mulai beroprasi sejak 1924.

Menurut sejarahnya, sebutan Si Gombar atau 'Si Gomar' merupakan julukan yang bermakna manusia jahat dengan badan besar yang terdapat pada film Amerika pada tahun 1911. Nama ini kemudian berkembang di masyarakat sebagai julukan lokomotif uap yang mengitari rel kereta api Cibatu-Cikajang, Garut.

Salah satu keunggulan dari lokomotif Si Gombar adalah kecepatan maksimalnya yang dapat ditempuhnya, yakni mampu mencapai 50 km/jam, berbeda dengan lokomotif lain yang terkenal pada zamannya. Si Gomar memang kereta ideal yang mampu melalap tanjakan-tanjakan berat di wilayah Priangan. Karenanya, kereta ini banyak ditunggu oleh "orang gunung" atau masyarakat yang tinggal di pegunungan, sebagai tontonan menarik selepas berkebun. 

Menurut masyarakat setempat, Si Gombar memiliki jadwal keberangkatan pagi, siang dan sore. Dahulu, masyarakat sekitar yang berprofesi sebagai guru, petani, hingga pelajar ramai-ramai menaiki kereta ini dengan tarif 15 rupiah. 

Di awal tahun 1980-an, kejayaan Si Gombar mulai redup, seiring dinonaktifkannya jalur kereta Cibatu-Garut dan Garut-Cikajang oleh pemerintah saat itu. Selain itu, munculnya moda transportasi baru seperti kendaraan roda empat semakin mengikis nama Si Gombar sejak saat itu.

Meski telah luput dihantam waktu, kenangan Si Gombar tentunya tetap membekas di benak masyarakat tahun 80an sebagai primadona yang paling memesona.




  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka