Mengenal Kesenian Rudat, Tarian Khas Pesantren Sebagai Media Penyebaran Agama Islam


Kesenian rudat adalah tradisi yang hidup di lingkungan pesantren, bertujuan untuk mendakwahkan agama Islam. Oleh karena itu, para pemain rudat sebagian besar adalah murid pesantren. Konon, kata rudat berasal dari Bahasa Arab raudatun, artinya taman bunga. Tari Rudat Sunda berasal dari gerakan pencak silat yang diiringi musik terebang. Pada umumnya, penari rudat mahir dalam pencak silat. Kesenian ini dikenal di daerah Pameungpeuk, Garut. 

 

Seni rudat didasarkan pada gerak dan vocal dengan tabuhan ritmis dari waditra terebang (rebana). Mulanya kesenian ini menjadi alat untuk menyebarkan agama Islam yang berkembang menjadi kesenian hasil pesantren di Indonesia. Syair yang terkandung dalam nyanyian nya mengandung rasa hormat dan puji yang mengagungkan Allah SWT dan Rasulullah SAW. Bertujuan untuk meningkatkan iman masyarakat terhadap agama Islam dan kebesaran Allah.

 

Dalam pementasannya, rudat seringkali dibumbui dengan atraksi debus, seperti menginjak onak, memotong lidah, menyemburkan api, pecah kaca atau botol, dan sebagainya. Biasanya tarian ini disuguhkan pada hari-hari keagamaan seperti Maulud Nabi dan Isra Mi'raj. Jumlah pemain rudat berkisar 12 - 24 orang terdiri dari penabuh waditra, penari dan penyanyi. Sekarang kesenian ini sudah jarang dijumpai karena belum ada upaya regenerasi yang baik, sayang sekali ya. ***

 

Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Garut

 

Caption

 

(foto: disparbud.garutkab.go.id)


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka