Mengenal Leuit, Tempat Penyimpanan Cadangan Padi Masyarakat Sunda
Leuit adalah tempat penyimpanan cadangan padi yang digunakan oleh masyarakat sunda saat masyarakatnya selesai berpanen.
Leuit ini berbentuk seperti rumah panggung yang di desain tanpa jendela dengan satu pintu saja. Karakteristik dari bangunan Leuit ini berbentuk nyikas, yaitu kecil dibagian bawah dan besar dibagian tengah sampai atas. Leuit mempunyai beragam ukuran, tergantung dari panen padi pemiliknya. Umumnya berukuran tinggi sekitar 3,5 meter, panjang 4 meter, dan lebar 2,5 meter dengan pintu terletak di bagian atas menyerupai jendela
Bangunan Leuit ini umumnya dari kayu, bambu, ijuk, dan adun kiray. Leuit berasal dari masyarakat Sunda, khususnya digunakan sebagai lumbung padi tradisional yang melambangkan ketahanan pangan dan kemakmuran, serta memiliki nilai budaya dan ritual penting, terutama pada masyarakat adat seperti suku Baduy di Banten yang sangat memegang teguh tradisi ini.
Leuit ini banyak ditemukan di wilayah Sunda, termasuk di Kasepuhan Ciptagelar (Sukabumi) dan komunitas Baduy, di mana Baduy Dalam menyebutnya "lenggang". Leuit juga mengandung makna spiritual yang mendalam dan berfungsi sebagai simbol identitas budaya Badui.
Mengutip dari liputan6, Keberadaan leuit menjadi suatu hal penting dalam menjaga ketahanan pangan masyarakat setempat, khususnya di Jawa Barat. Adapun sirkulasi padi di leuit dilakukan dengan cara menyimpan padi yang baru dipanen di atas tumpukan padi yang sudah ada.
Dan untuk mengeluarrkan padi harus dikeluarkan dulu tumpukan paling atas, dibandingkan menggunakan padi paling bawah. Hal ini menunjukkan betapa pola penyimpanan padi di leuit sudah tertata dengan baik. Cara ini pun otomatis membuat padi awet karena mampu bertahan dalam jangka waktu hingga 20 tahun.
Setiap kepala keluarga pastinya memiliki satu sampai tiga Leuit. Setiap leuit tersebut mampu menampung sekitar 1.000 pocong atau ikat padi kering, yakni sekitar 2,5 sampai 3 ton. Kapasitas tersebut juga bergantung pada kepemilikan huma dan sawah warga.
Leuit biasanya secara rutin dilakukan penggantian atap dan pemberian sawen.Lantai leuit juga diberi parupuyan sebagai tempat untuk membakar kayu gaharu (garu). Beberapa orang atau di berbagai daeraah juga menggunakan gelebek untuk mengusir hama tikus yang biasanya masuk ke ruangan Leuit.
Baca juga: Ngadu Muncang, Permainan Tradisional Khas Sunda Kegemaran Raja
Gelebek merupakan papan kayu bundar berdiameter 50 cm yang dipasang di atas empat tiang penyangga leuit. Papan tersebut dapat menghalangi tikus agar tidak naik ke dalam leuit.
Padi yang disimpan dalam leuit berperan sebagai persediaan makanan dan tidak boleh dijual. Beras dari padi leuit biasanya digunakan pada saat hajatan dan acara adat serta digunakan pada saat tertentu. Leuit diletakkan di luar batas kampung untuk menghindari jika terjadi bencana kebakaran.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.