Mengenang Pelukis Asal Garut, Popo Iskandar


Popo Iskandar dikenal sebagai salah satu maestro seni lukis asal Garut. Lahir pada 17 Desember 1927, ia dikenal sebagai pengajar seni Indonesia, kritikus sastra Sunda, dan penulis esai.

Ketertarikannya pada dunia seni muncul sejak ia duduk di bangku SMP tahun 1942 dengan bimbingan kakaknya, Angkama Setiadipradja yang berprofesi sebagai guru gambar di HIS. Tahun 1943 ia pergi ke Bandung untuk melanjutkan kursus di Keimin Bunka Sidoosho, lembaga kebudayaan Jepang. Ia dibimbing oleh pelukis Barli dan Hendra Gunawan. 

Tahun 1949, ia terpilih sebagai salah seorang peserta pameran keliling di beberapa kota di Indonesia bersama pelukis senior kala itu, yaitu S. Sudjono, Agus Djaya, Basuki Adbulah, dan lainnya. 

Revolusi kemerdekaan terjadi, Popo memilih untuk kembali ke Garut dan menentang penjajahan. Ia melukis poster pada seksi penerangan salah satu resimen di Garut. Perjuangannya berlanjut hingga tahun 1947 dengan bergabung menjadi Tentara Pelajar Tasikmalaya.

Setelah revolusi selesai bersamaan dengan masa sekolah menengah Popo. Ia melanjutkan pendidikanya ke jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia (kini ITB). Namun, ketertarikannya pada seni rupa yang masih besar menjadikannya pindah jurusan ke seni rupa di kampus yang sama. Semenjak itu, ia lebih produktif melukis.

Lukisan-lukisannya dipamerkan di Indonesia bahkan hingga ke luar negri, seperti Beijing, New Delhi, New York, Den Haag, Fukoka, Manila, dan masih banyak lagi. Popo terkenal sebagai ‘pelukis kucing’ karena ketertarikannya dalam melukis kucing sebagai objeknya. Kucing yang dilukisnya bergaya ekspresionis dan minimalis.

Kucing menjadi objek yang paling lama dan paling banyak menghiasi kanvas lukisnya. Bahkan, hingga akhir hayatnya, lukisan kucing Popo tetap dikenang oleh banyak orang. Selain itu, Popo juga melukis ayam, bebatuan lautan, perkebunan, anjing, dan masih banyak lagi. 

Lukisan-lukisan Popo Iskandar banyak dikoleksi dan dijadikan sebagai hiasan untuk rumah-rumah modern dengan gaya minimalis. Karyanya juga sering mendapatkan apresiasi baik dari pengamat dalam maupun luar negri.

 

Sumber materi : masalewat.home.blog

Sumber foto : 

indiemarket.news

klebduayaan.kemdikbud.go.id

dictio community


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka