Napak Tilas Sungai Cimanuk, Mulai dari Pelabuhan Kenamaan hingga Jadi Batas Wilayah Dua Kerajaan


Jika mendengar kata "Cimanuk", yang terlintas pastinya adalah bentang sungai terpanjang di bagian timur Jawa Barat.

Menurut Pemerhati Budaya Indramayu, Supali Kasim, Sungai Cimanuk dulunya adalah pelabuhan terbesar di Indonesia dengan nama "Pelabuhan Cimanuk" yang memisahkan wilayah Sunda dengan Jawa, atau kerajaan Sunda dengan Majapahit.

Dulu, sungai ini dapat dilayari oleh kapal-kapal besar dan menjadi sentra perekonomian perdagangan yang di jejaki oleh sejumlah para pendatang. Hingga abad ke-16, pedagang Arab dan Cina mulai datang bergiliran sehingga tercipta akulturasi dengan masyarakat pribumi. Para pribumi dengan aktivitas di sawah atau ladang, serta nelayan di muara Cimanuk menyatu dengan pendatang dari jazirah Arab dan daratan Cina. 

Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, sungai ini juga menjadi penanda atau pemisah dalam menentukan batas-batas kabupaten tertentu. Wilayah di sekitar Cimanuk dikenal pula dengan sebutan Kabupaten Bengawan Wetan, untuk memisahkan dengan Cirebon, ataupun dengan Karawang.

Namun, seiring berjalannya waktu, peran Pelabuhan Cimanuk mulai memudar. Hal tersebut dipengaruhi oleh pembangunan Jalan Raya Pos dan jalur kereta api yang membuat pengangkutan barang lebih banyak melalui jalan darat. Kejayaan Pelabuhan Cimanuk juga semakin hilang sejak pecahnya Perang Dunia II (1938-1945) dan perang revolusi kemerdekaan (1945-1950).

Data: Diolah dari berbagai sumber


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka