Nostalgia Kartu Lebaran, Sepucuk Surat Cinta di Hari Kemenangan


Sebelum gadget dan media sosial ditemukan, momen lebaran biasa dirayakan dengan selembar kartu ucapan yang digunakan sebagai alat untuk berbalas pesan. 

Kebiasaan mengirim kartu lebaran ini ternyata sudah ada sejak 4000 tahun lalu, tepatnya di zaman peradaban Mesir Kuno. Pada masa itu, masyarakat Mesir berkirim pesan menggunakan batuan berebentuk kumbang bernama "Scarabs". 

Tradisi berbalas pesan ini kemudian terus berkembang hingga pada tahun 1871. Pada masa itu, Belanda mulai mengadopsi kartu ucapan dengan nama Briefkaart dengan gambar-gambar keindahan alam Indonesia. 

Seiring berjalannya waktu, produksi kartu pos kian meningkat. Selain karena bernilai seni, masyarakat zaman dahulu menganggap katu pos sebagai alat komunikasi yang memiliki makna mendalam. Sejak saat itu, kartu pos kemudian digunakan untuk mengirim pesan singkat atau ucapan selamat. 

Sementara itu, kartu bertuliskan "Selamat Lebaran" pertama kali ditulis pada tahun 1918  oleh Singer Sewing Machine Co. Mulanya, surat tersebut dimaksudkan sebagai bentuk peringatan kepada para peminjam mesin jahit agar menyimpan uang untuk membayar sewa mesin jahit bulan Juli dan Agustus 1918. 

Hingga pada tahun 1927, masyarakat pribumi kemudian mengenal tradisi "kartu lebaran" yang pada saat itu dilengkapi gambar orang berperahu sambil mengibarkan bendera Belanda sebagai simbolisasi harapan kemerdekaan Indonesia. 

Tradisi ini kemudian terus berkembang sampai era Indonesia merdeka. Pada masa itu, pengiriman kartu ucapan telah ditangani secara langsung oleh pihak kantor pos secara gratis, masyarakat kemudian mulai terbiasa berkirim kartu lebaran kepada relasi, teman, dan sanak-saudara yang berada di perantauan. 

Seiring perubahan zaman, tepatnya di awal tahun 90-an, tradisi berbalas kartu ucapan lebaran ini mulai sepi peminat. Era digital mulai memasuki pundi-pundi kehidupan masyarakat, kantor pos mulai kehilangan pelanggan, terganti oleh surat elektronik yang diyakini lebih praktis dan ekonomis.

Meski telah tergerus zaman, sisa-sisa tradisi  kartu ucapan lebaran ini masih bisa kita lihat di kehidupan masyarakat modern dalam parsel-parsel lebaran. Meski tidak seotentik dulu, rangkaian kata dalam kartu ucapan selalu meberikan kesan hangat bagi siapapun sebagai pelengkap hadiah di momen istimewa. 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka