Pengusaha Pribumi Asal Garut yang Menentang Penjajah Belanda


Pada masa Hindia-Belanda, Garut merupakan salah satu daerah yang dihuni oleh pengusaha pribumi yang berkontribusi besar dalam perintisan usaha kemerdekaan. Kemunculannya bermula ketika Garut ditetapkan menjadi ibu kota Kabupaten Limbangan pada 1821. Mayoritas kegiatan usaha berpusat di Pasar Baru, sehingga mereka dikenal sebagai pedagang pasar baru. Awal abad ke-20, sektor ekonomi perdagangan garut sangat dipenagruhi oleh peran dan kontribusi para pengusaha. para pengusaha pribumi asal garut ini berhasil bersaing dengan pedagang tionghoa yang mendapat keistimewaan dari pemerintah kolonial.

Diantara banyak pengusaha pribumi di Pasar Baru, ada beberapa nama yang terkenal dan memainkan peran penting dalam dinamika sosial, politik, dan keagamaan di Garut. Beberapa tokoh diantaranya adalah Dasiman, seorang yang bergerak dalam perdagangan kebutuhan pokok, Rukmana atau Anwar, pengusaha sukses di bidang pertanian dan pemilik bioskop Orion, selanjutnya H. M Djamhari, pengusaha batik yang juga sukses dalam bidang pertanian, perkebunan, dan percetakan. Pengusaha-pengusaha di Garut menunjukkan kontribusi besar dalam memajukan perekonomian bangsa. Mereka berhasil menjalin hubungan yang harmonis dengan golongan pemuka agama, kaum intelektual, dan pejabat pribumi setempat. Mereka bersama-sama memajukan bidang pendidikan, agama, dan politik. 

Di bidang pendidikan, para pengusaha berperan aktif merespons kebijakan pemerintah yang diskriminatif, yaitu dengan gaya pendidikan rasial. 

Pada 1918, dibawah pimpinan H. M Djamhari, para pengusaha Pasar Baru sepakat mendirikan lembaga pendidikan Islam modern pertama di Garut yaitu Madrasah Al-Hidayah. Madrasah tersebut resmi dibuka pada 4 Maret 1919. Para pengusaha pribumi Pasar Baru juga menjadi penyokong utama pendirian HIS Budi Priayi pada 1921, sebagai bentuk perlawanan terhadap pendidikan rasial. Masyarakat Garut menyambut baik sekolah untuk pribumi. 

Pada 1924, H Djamhari bersama anggota Sarekat Islam, KH Mustafa Kamil, mendirikan sekolah Islam bernama HIS Broederschap SI karena permintaan murid yang membludak. Bukan hanya sebagai pendidikan pusat muslim dari berbagai daerah saja, sekolah ini juga merupakan bentuk perlawanan mereka terhadap kebijaakn guru ordinansi yang dianggap telah membelenggu gerak guru agama.

Sikap tersebut menandakan kepedulian para pengusaha pada bidang pendidikan dan keagamaan. Para pengusaha pribumi juga aktif dalam usaha-usaha perintisan organisasi Islam reformis di Garut. H Djamhar yang memiliki hubungan baik dengan para pedagang batik di Kauman, Yogyakarta, membawanya mengenal KH Ahmad Dahlan. 

Pada 1923, H Djamhari mendirikan Muhammadiyah di Garut yang menjadi cabang pertama di Priangan. Bersama para pengusaha lain di Garut, mereka berhasil mendirikan sekolah Muhammadiyah. 

Para pengusaha pribumi juga tak melupakan sosok perempuan, pada 1925, dalam upayanya untuk pemberdayaan perempuan, dibangun Masjid Istri yang dikelola oleh Aisyiah, kader perempuan Muhammadiyah. Masjid ini menjadi pusat pendidikan kaum wanita seperti pemberantas buta aksara dan pusat studi keislaman. 

Para pengusaha pribumi di Garut menjalin hubungan baik dengan kaum intelektual yang aktif dalam pergerakan karena spiritnya dalam membangun bidang pendidikan di Garut. Kontribusi mereka sangat penting, mereka menyokong dana perjuangan dan berperan menjadi agen perekat kaum pergerakan. 

H Djamhari dipercaya menjadi bendaraha Sarekat Islam cabang Garut. Ia mengajak serta pengusaha lainnya untuk bergerak mencari dana dan bantuan untuk menyokong gerakan tokoh-tokoh SI. Tak hanya itu, dukungan berupa menyediakan tempat dan fasilitas untuk berkumpulnya kaum pergerakan diskusi. Tokoh-tokoh besar pergerakan seperti H. Agus Salim, A. Moeis, Tjokroaminoto, dan Hamka sering berdiskusi di tempat H Djamhari. Di tempat itu pula menjadi jembatan pertemuan tokoh-tokoh besar dengan tokoh-tokoh lokal.

Usaha yang dilakukan pengusaha pribumi Garut dalam bidang pendidikan, keagamaan, dan pergerakan bangsa menunjukkan perannya yang penting. Mereka juga ikut dalam perintisan kemerdekaan bangsa Indonesia.

 

Sumber materi : Youtube/priangancom

Sumber foto : pinterest


0 Komentar :

    Belum ada komentar.