Perbedaan Alergi dan Keracunan di Tengah Maraknya Kasus MBG
Kasus keracunan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) sedang marak terjadi. Berbagai daerah tengah menjadi sorotamn karena banyaknya ribuan siswa yang dilaporkan mengalami gejala mulai, muntah, setelahnya.
Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah sebuah program prioritas dari pemerintah Presiden Prabowo Subianto untuk menyediakan makan gratis bagi anak-anak sekolah, untuk meningkatkan kesehatan, mengatasi masalah gizi buruk, dan mendukung tumbuh kembang generasi muda Indonesia.
Program MBG ini sudah berjalan selama sekitar 10 bulan, yaitu sejak diluncurkan pada 6 Januari 2025 hingga Oktober 2025. Program ini diluncurkan secara bertahap, yang saat ini sudah tersebar di berbagai daerah untuk anak-anak sekolah.
Dibalik berjalannya program ini adanya kasus yang diduga banyaknya siswa sekolah keracunan setelah mendapatkan makanan gratis tersebut. Dilansir dari kompas.id, sejak awal Januari-19 September 2025, sedikitnya 5.626 siswa keracunan seusai menyantap menu MBG di berbagai daerah.
Baca juga: Dapur Program MBG di Garut Ditutup Sementara Pasca Insiden Keracunan Massal
Kasus ini menjadi permasalahan yang serius yang menimbulkan ke khawatiran orang tua. Ditengah kasus yang sedang marak ini pun, sebagian orang tua banyak mempertanyakan apakah yang dialami anak-anaknya memang betul keracunan atau alergi makanan.
Perbedaan Alergi Makanan dan Keracunan
Alergi biasaya tidak menyebabkan sampai Kejadian Luas Biasa (KLB) seperti yang saat ini sedang ramai pada kasus keracunan massal di sekolah. Karena alergi adalah reaksi sistem imun tubuh terhadap protein tertentu pada makanan yang dianggap berbahaya tapi dianggap tidak berbaya bagi orang lain.
Gejala yang biasanya timbul pada alergi makanan ialah berupa gatal, bengkak wajah, bibir, atau biduran. Jika bengkak terjadi di saluran napas akan menimbulkan sesak dan penurunan kesadaran. Gejala lain pada alergi biasanya muncul lebih cepat seperti hitungan menit, jam, setelah makanan masuk. Karena alergi sifatnya lebih individual. Alergi menyerang pada sensitivitas khusus terhadap makanan tetentu, seperti seafood misalnya atau makanan laut.
Berbeda dengan keracunan makanan. Jika keracunan terjadi akibat dari makanan atau minuman yang memang sudah terkontaminasi yang disebabkan oleh bakteri,virus, sampai bahan kimia lain.
Jadi keracunan bisa menyerang siapa saja yang konsumsi makanan sudah tercemar oleh bakteri, virus, atau bahan kimia lainnya. Jika bersumber massal, berarti korbannya juga akan massal. Namun keracunan, sifatnay individual, hanya pada anak yang memiliki sensitivitas pada makanan tertentu.
Gejala yang jadi perbedaan dari keracunan ini timbul beberapa jam sampai dua hari setelah makanan/minuman dikonsumsi. Cirinya seperti muntah,mua, diare, demam, sampai sakit kepala. Keracuaan ini bisa menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani secara langsung.
Menurut Dokter spesialis anak yang juga merupakan anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Yogi Prawira, yang dikutip dari CNN, kasus yang marak terjadi pada MBG ini menunjukkan pola keracunan massal. Karena banyak siswa di satu sekolah yang mengalami gejala yang sama setelah konsumsi makanan pada sumber yang sama.
Jika mengalami gejala yang parah seperti muntah yang berulang kali, diare berdarah, dan demam tinggi yang tidak kunjung turun harap langsung dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.