Perkebunan Teh Gambung Sebagai Persembahan Cinta Kerkhoven kepada Istrinya Jenny


Rudolf Eduard Kerkhoven adalah seorang anggota penguasa kebun teh di tanah Priangan yang dijuluki sebagai preangerplanter. Kerkhoven membuka perkebunan teh dikawasan Ciwidey, Bandung, perkebunan teh ini terletak di kaki Gunung Tilu. Dalam membangun perkebunan teh Gambung tentu saja Kerkhoven harus melalui banyak lika-liku kehidupan sebelum akhirnya ia memiliki perkebunan teh terluas se Priangan Timur.

Sebelum mengerus perkebunan teh Gambung Kerkhoven bertugas di Parakan Salak, Bogor. Selama di Bogor, Kerkhoven mulai mempelajari tentang tanaman teh dan kemudian pergi ke Bandung Selatan, lebih tepatnya Ciwidey dan membuka perkebunan teh.

Berkat usahanya dalam mempelajari tanaman teh, Kerkhoven dapat mengembangkan teh jenis assam yang berasal dari Srilanka, teh assam ini sangat cocok dengan tanah dan iklim di Indonesia sehingga teh ini dapat tumbuh secara maksimal dan dapat memberikan hasil yang baik.

Pada awal merintis perkebunan teh Gambung Kerkhoven harus melalui banyak rintangan, mulai dari kesulitan dana untuk pengembangan kebun,kegagalan dan penyemaian teh dan masalah keluarga yang cukup pelik untuk dihadapi.

Setelah empat puluh tahun sejak pertama kali Kerkhoven menginjakan kaki di perkebunan teh Gambung dan menanam pohon teh pertamanya, akhirnya teh hasil kebunnya memberikan hasil yang luar biasa, harga teh gambung di pasaran Eropa pada saat itu sangatlah tinggi. Setelah itu Kerkhoven semakin sukse dan kebunnya-pun semakin luas.

Kerkhoven semakin semangat untuk mengembangkan kebun teh Gambung ini demi kencintaannya kepada teh, istri dan anak-anaknya, Kerkhoven mempersembahkan hamparan kebun teh Gambung yang luas ini kepada istrinya, Jenny sebagai bukti cinta kasihnya. Meskipun begitu, Jenny sang istri tidaklah bahagia.

Sebelum tinggal di Ciwidey, Jenny merupakan seorang bangsawan Belanda yang tinggal di Batavia yang kemudian menikah dengan Kerkhoven dan tinggal di Ciwidey. Meninggalkan hingar-bingar kehidupannya di Batavia dan tinggal di sebuah gubuk di daerah sunyi nan sepi. Butuh waktu yang lama untuk Kerkhoven hingga mencapai masa kejayaan dan selama itulah Jenny sang istri pura-pura bahagia.

Jenny, sebenarnya tidak bahagia hingga akhirnya ia depresi dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan menegak racun. Bukti cinta yang diberikan oleh Kerkhoven kepada istrinya tidak begitu dinikmati oleh Jenny karena Jenny lebih memilih untuk mengakhiri hidupnya dan meninggalkan persembahan cinta yang diberikan oleh Kerkhoven.

 

 

Sumber : Hella H. Haase dalam Buku Sang Juragan Teh 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka