Ketika Stasiun Cisurupan Menjadi Kantor Darurat Djawatan Kereta Api Indonesia (DKARI)


[Illustration : Komunitas Aleut]

Stasiun Cisurupan atau dikenal dengan kode CSN merupakan stasiun kereta api yang terletak di Kecamatan Cisurupan, Garut. Stasiun ini berada di ketinggian 1.216 mdpl. Stasiun ini merupakan bagian dari jalur kereta api cabang Cibatu-Cikajang yang dimana jalur cabang Cibatu-Cikajang ini merupakan jalur uji coba ekstrem karena melintasi pegunungan, jalur ini dibuka pada 1 Agustus 1930.

Stasiun Cisurupan ini memiliki peran dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pada 1946 ketika pasukan sekutu mengultimatum Pemerintah Indonesia untuk menjauhkan Bandung dari unsur-unsur perlawanan bersenjata. Karena ultimatum ini suasana kota Bandung menjadi mencekam, bahkan saat itu Kota Bandung di hujani oleh tembakan meriam dan bom.

Karena keadaan Bandung yang tidak aman ini maka Kolonel Abdul Haris Nasution bersama Ir. Moh. Effendi Saleh yang saat itu menjabat sebagai Kepala dinas Traksi dan Material DKARI memberikan usul kepada pemimpin DKARI yakni Ir. Djoeanda Kartawidjaja untuk memindahkan Kantor DKARI ke wilayah yang lebih aman yakni ke daerah Cisurupan, Garut.

Kantor DKARI sementara akan dipindahkan hotel dekat dengan stasiun Cisurupan dan Dinas Traksi dipindahkan ke Leles, Garut. Dinas Traksi akan ditempatkan di gedung bekas pabrik, untuk Dinas Jalan dan Bangunan dipindahkan ke gedung bekas hotel yang dimiliki oleh Serajoedal Stoomtram Maatschappij di Purwokerto serta percetakan Kereta Api akan dipindahkan ke Banyumas. Untuk Kantor Inspeksi 3 Bandung akan dipindahkan ke Tasikmalaya dan Banjar.

Peristiwa Bandung Lautan Api 1946 DKARI membuat jalur darurat yakni Jalur Solo ke Garut, jalur ini merupakan akses yang menghubungkan Bandung dengan Yogyakarta yang pada saat itu menjadi ibukota Indonesia dan pada saat itu Kantor DKARI mulai beroperasi di Cisurupun.

Meskipun pada saat itu kantor DKARI beradai di Cisurupan tetapi jalur kereta api di Cisurupan tidak dapat diakses karena jalur ini sudah di bongkar oleh tentara Jepang dan pada saat itu DKARI belum sempat membangun kembali jalurnya.

Karena ancaman terus berdatangan dan wilayah Cisurupan bisa dijangkau oleh pasukan sekutu maka DKARI memutuskan untuk kembali memindahkan kantornya ke wilayah yang lebih jauh dari jangkauan tentara sekutu, DKARI memindahkan kantor utama dan dinas-dinasnya ke beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. 

 

Sumber : Buku Informasi Perkeretaapian tahun 2014


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka