Perlukah Kawasan Pengkolan Diubah Seperti Malioboro?


Kawasan jalan Ahmad Yani atau akrab dengan sebutan Pengkolan akan menjadi kawasan bebas pedagang kaki lima dan akan diubah menjadi kawasan pariwisata yang nyaman, luas dan penuh daya tarik wisata seperti kawasan Malioboro di Yogyakarta.

Berdasarkan keterangan dari Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Garut, Satria Budi saat ini wacana penataan kawasan Pengkolan saat ini berada di tahap perencanaan dan akan dijadikan sebagai kawasan yang menarik, dicanangkan sebagai Malioboronya Kabupaten Garut.

Namun, perlukah merubah kawasan Pengkolan seperti di Malioboro? Kawasan Malioboro merupakan kawasan ikonik Yogyakarta yang menjadi tujuan wisata para pelancong yang pergi ke Yogyakarta. Malioboro memiliki banyak atraksi wisata terutama wisata belanja karena banyak pedagang di sana. Sebelum menjadi kawasan Malioboro sekarang yang bebas akan pedagang kaki lima, Malioboro dikenal sebagai kawasan belanja karena banyaknya pedagang termasuk pedagang kaki lima di sana.

Sebelum adanya relokasi para pedang kaki lima banyak yang berjualan di area Malioboro dan bisa jadi daya tarik bagi para pelancong yang ingin berbelanja. Namun, banyaknya pedagang kaki lima tentunya menimbulkan masalah baru sehingga pedagang kaki lima ditertibkan dan direlokasi ke tempat khusus pedagang yang masih di area Malioboro sehingga pedagang ini masih bisa berjualan di Malioboro namun di area khusus belanja.

Untuk menjadikan kawasan Pengkolan sebagai Malioboronya Garut belum masuk ke dalam kebutuhan primer daerah. Jika ingin seperti Malioboro maka Pemda Garut harus merelokasi para pedagang kaki lima ke area khusus pedagang yang masih ada di area Pengkolan dan dekat dengan Pengkolang jika ingin menjadikan Pengkolang sama seperti Malioboro.

Selain itu, berbagai daerah juga memiliki Malioboro khas daerah itu sendiri seperti Tasikmalaya di Jalan HZ Mustofa dan Bandung dengan area di Dalem Kaumnya yang menjadi kawasan pedestrian ala-ala Malioboro. Tentu saja kawasan tersebut menjadi ramai karena sebelum dijadikan kawasan ala-ala Malioboro kawasan di kedua daerah tersebut sudah dikenal sebagai kawasan wisata.

Lalu bagaimana dengan Pengkolan,apakah Pengkolan sudah dikenal sebagai kawasan wisata di Kabupaten Garut? Jika ingin menjadikan kawasan Pengkolan sebagai Malioboro-nya Garut dengan tujuan dijadikan sebagai tempat wisata maka hal yang perlu dilakukan adalah branding kawasan Pengkolan sebagai kawasan wisata.

Potensi wisata yang dimiliki oleh Pengkolan salah satunya adalah wisata kuliner yakni Pasar Ceplak. Pasar Ceplak sudah menjadi salah satu tujuan wisata kuliner Garut dan bisa ditetapkan sebagai kawasan khusus kuliner wisata dengan catatan harus dibenahi seperti penataan tempat parkir dan masih banyak motor yang memaksa masuk ke area Pasar Ceplak.

Pasar Ceplak bisa dijadikan titik awal branding kawasan Pengkolan sebagai kawasan wisata sehingga bisa mendorong potensi lainnya. Seperti adanya tempat khusus PKL yang idak jauh dari kawasan Pengkolan sehingga para pelancong yang sedang berjalan-jalan di Pengkolan bisa mampir dan berbelanja di area belanja dan kemudian dilanjutkan makan-makan di Pasar Ceplak.

Menjadikan kawasan Pengkolan sebagai Malioboronya Garut tidak hanya tentang menyingkirkan PKL, melarang PKL berjualan di sana, menambah area tempat duduk, menambah pot-pot bunga, menambah lampu-lampu jalan serta hiasan jalannya lainnya agar terlihat estetik tetapi tentang bagaimana Pengkolan bisa menjadi se-ikonik Malioboro di Yogyakarta sehingga orang-orang ingin berkunjung ke sana. 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka