Pertempuran Leuwigoong 1947 Bagian II

Pertempuran Leuwigoong 1947 Bagian II

Adanya pesawat P-51 Mustang ini membuat para pejuang memutuskan untuk menghentikan serangan karena para pejuang Indonesia tidak memiliki persenjataan berat dan besar sehingga. Ketika akan perrgi dari arena baku tembak para pejuang Indonesia tidak berhenti menyerang mereka terus menembaki sembari berjalan mundur. Namun, pesawat P-51 Mustan sudah berada di lokas baku tembak dan pesawat tersembut menurunkan bom untuk menyerang para pejuang Indonesia.

Serangan yang diberikan oleh pasukan Belanda tidak sebanding dengan persenjataan yang dimiliki oleh para pejuang. Terdapat seorang pemuda Indonesia yang tergabung dalam pasukan tersebut berusaha untuk menembaki pesawat Belanda dan mengamankan jalan untuk para pejuang lainnya agar bisa pergi dari lokasi baku tembak. Pemuda tersebut bernama Atam Sondara berusia 22 tahun, tanpa takut ia menembaki pesawat yang sedang menurunkan bom ke arah mereka. Namun, bom meledak mengenai Atam dan Atam-pun gugur di medan baku tembak.

Berkat Atam Sondara para pejuang lainnya berhasil kabur dari medan baku tembak. Ketika baku tembak sudah selesai dan pasukan Belanda sudah pergi dari lokasi tersebut pasukan pejuang kembali lagi ke sana untuk membawa Atam Sindara dan kemudian Antam Sodara dikebumikan di Kampung Cisereuh. Atas usaha dan pengorbanannya Atam Sindara berhasil membantu para pejuang untuk lolos dari serangan Belanda dan membantu mereka dalam merebut Garut dari kekuasaan Belanda.

Untuk mengenang perjuangan Atam Sondara kemudian didirikanlah sebuah tugu di Desa Dungusiku, Kecamata Leuwigoong yang merupakan tempat pertempuran Leuwigoong tahun 1947. Tugu Atam ini dibangun atas prakarsa masyarakat Leuwigoong yang berterimakasih atas perjuangan Atam Sondara. Di dalam tugu tersebut tertulis “ Jiwa dan raga kubaktikan ke pangkuan Ibu Pertiwi. Teruskanlah kawan. teruskan. Atam gugur Selasa, 2 September 1947 , pertempuran terjadi pada September 1947 Batalion XXXI/Banteng. Resimen Tentara Perjuangan bersama rakyat melawan tentara Belanda”.

 

Sumber : Hendra Fokker on Kompasiana.com


Baca lainnya

0 Komentar :

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.