Sejarah Cimareme, Jejak Perlawanan Traumatis Petani Garut di Masa Kolonial

Sejarah Cimareme, Jejak Perlawanan Traumatis Petani Garut di Masa Kolonial

Sebagai daerah yang terkenal dengan lahannya yang subur, sejak dulu Desa Cimareme merupakan surga bagi para petani Garut untuk mengais rezeki. Namun, tak banyak orang tahu, bahwa di balik kekayaan alam yang melimpah itu, tersimpan peristiwa pahit yang menjadi pengalaman paling traumatis bagi para petani di desa ini.

Tepatnya tahun 1919, di tengah gejolak perang dunia ke-1, pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan kebijakan baru terkait pajak padi. Hal tersebut dilakukan, karena krisis ekonomi yang mencekik, sehingga pemerintah setempat tidak mampu membayar upah para buruh. Kondisi tersebut diperparah dengan harga beras yang melambung naik, juga kegagalan panen akibat kemarau panjang.

Namun ternyata, kebijakan tersebut malah semakin menyengsarakan rakyat. Semua lumbung padi dirampas dan dijual dengan harga rendah. Karenanya, masyarakat Cimareme, dipimpin oleh Haji Hasan Arif, seorang tokoh agama setempat, menentang kebijakan tersebut karena dinilai melanggar hak.

Haji Hasan Arif, kemudian mengajukan permohonan kepada Bupati Garut pada saat itu, untuk mengurangi jumlah padi yang diserahkan. Namun, atas perintah Wedana Leles, usul tersebut kemudian ditolak.

Menaggapi penolakan tersebut, Haji Hasan Arif tidak tinggal diam. Ia tetap keukeuh dengan pendiriannya untuk tidak menyerahkan padi milik masyarakat Cimareme. Ia bersama keluarganya mempersiapkan perlawanan jika pemerintah secara paksa mengambil padi tersebut.

Tanggal 25 Juni 1919, Wedana Leles menulis surat kepada Bupati Garut yang pada pokoknya menyebut Haji Hasan ngotot tak menjual padi itu pada pemerintah. Ia juga menyampaikan desas-desus kepada pemerintah, bahwa Haji Hasan sedang membangun kekuatan untuk melawan pemerintah.

Hal tersebut sontak membuat pemerintah Kolonial geram. Mereka kemudian mengirimkan pasukan Marsose untuk mengepung kediaman Haji Hasan Arif. Para serdadu dengan membabi buta kemudian meletuskan tembakan dan membidikkan senjatanya ke arah bilik rumah Haji Hasan. Haji Hasan Arif beserta sejumlah pengikutnya tewas di tempat dan menyisakan luka mendalam sepanjang sejarah.


Baca lainnya

0 Komentar :

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.