Sejarah Tinju, Olahraga Kuno yang Masih Bertahan hingga Era Modern
Tinju merupakan olahraga bela diri tertua di dunia yang dikenal sejak ribuan tahun lalu dan terus berkembang hingga menjadi cabang olahraga bergengsi di Olimpiade.
Tinju populer sebagai salah satu olahraga bela diri tertua yang masih ada hingga saat ini. Olahraga tersebut memiliki perjalanan panjang dari pertarungan sederhana di masa kuno hingga berkembang menjadi cabang olahraga profesional yang digemari banyak kalangan.
Baca juga: Sejarah Basket: Dari Keranjang Buah Hingga Ring Modern NBA
Awal Mula Olahraga Tinju
Sejarah tinju bermula sejak sekitar 3000 tahun sebelum masehi di Mesir, jauh sebelum olahraga ini dikenal luas seperti sekarang. Melansir dari laman resmi Olimpiade, tinju kemudian mulai populer setelah dipertandingkan dalam Olimpiade kuno oleh bangsa Yunani pada abad ke-7.
Dalam masa tersebut, petinju hanya mengenakan lapisan kulit lembu di tangan dan lengan sebagai pelindung. Bangsa Romawi kemudian memperkenalkan tinju dengan cara lebih ekstrem, yakni menggunakan sarung tangan bertabur logam yang menjadikan pertarungan bersifat hidup dan mati.
Tinju Modern dan Dunia Profesional
Setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi, olahraga tinju sempat menghilang sebelum akhirnya kembali muncul di Inggris pada abad ke-17. Tinju amatir mulai terorganisasi secara resmi pada tahun 1880, dengan pembagian kelas beratnya yang lebih terstruktur.
Popularitas tinju terus meningkat hingga akhirnya diselenggarakan dalam Olimpiade modern pada tahun 1904 di St. Louis, Amerika Serikat. Sejak saat itu, tinju meningkat pesat secara profesional serta menjadi olahraga bergengsi yang melahirkan banyak petinju legendaris dunia.
Baca juga: Mengulik Sejarah Golf dan Nilai Kejujuran di Olahraga Hijau
Nah Warginet, perjalanan panjang tinju memperlihatkan bahwa olahraga ini tidak hanya soal kekuatan fisik, tetapi juga sejarah, disiplin, hingga profesionalisme yang terus berkembang. Sampai saat ini, tinju tetap menjadi salah satu olahraga paling diminati di dunia dengan daya tarik yang tidak termakan oleh waktu.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.