Series Kearifan Lokal Garut : Legenda Keramat di Kawasan Sancang 2


[Illustration: threehugger.com]

Prabu Siliwangi melarikan diri ke Kerajaan Sancang dan begitupun Rohmat Suci yang berusaha untuk mengejar ayahnya. Prabu Siliwangi tahu bahwa ia sedang dikejar anaknya dan sesampainya di Kerajaan Sancang Prabu Siliwangi memberikan pilihan kepada pengikutnya.

Jika para pengikutnya masih setia maka para pengikutnya harus mengikuti sabda yang diberikan oleh Prabu Siliwangi. Untuk menghindari anaknya Prabu Siliwangi akan berubah wujud dan jika para pengikutnya ingin berubah wujud maka tidak boleh ada yang menengok ke belakang, jika ada yang melanggarnya maka mereka tidak akan pernah melihat Prabu Siliwangi lagi.

Sebelum berubah wujud Prabu Siliwangi mengukir sebuah pohon dengan pisau pangot, Prabu Siliwangi menuliskan “kaboa panggih, kaboa moal, tapak lacak, kaula ku anak incu”, setelah itu Prabu Siliwangi berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, begitu juga para pengikut setianya yang berubah wujud menjadi harimau. Setelah semuanya berubah seketika Kerajaan Sancang yang megah ini dengan sekejap berubah menjadi hutan belantara yang ditumbuhi oleh pohon-pohon besar.

Sesampainya di Kerajaan Sancang Rohmat Suci tidak melihat Kerajaan Sancang yang megah, ia hanya melihat hutan belantara dengan banyak pohon besar. Rohmat Suci paham bahwa ayahnya yakni Prabu Siliwangi sudah berubah wujud menjadi Harimau dan mengubah Kerajaan Sancang menjadi Hutan Sancang.

Rohmat Suci alias Raden Kiansantang tidak berhasil mendapatkan ayahnya dan melanjutkan misinya dalam menyebarkan agama islam. Pohon yang diukir oleh Prabu Siliwangi ini kemudian dikenal sebagai pohon kaboa. Pohon kaboa merupakan pohon yang langka yang hanya dapat ditemukan di Kawasan Sancang. Pohon Kaboa ini menjadi daya tarik dan keunikan yang dimiliki oleh Kawasan Sancang.

Kawasan Sancang sebagi tempat terakhir Prabu Siliwangi sebelum berubah menjadi Harimau dan menghilannya Kerajaan Sancang membuat masyarakat sekitar percaya bahwa kawasan Sancang merupakan kawasan yang sakral dan kemudian dianggap sebagai kawasan keramat. Sebagai kawasan karamat banyak titik yang dijadikan sebagai lokasi yang dikunjung oleh para peziarah. Selain itu, kulit pohon kaboa dipercayai sebagai jimat oleh masyarakat sekitar.

Adanya legenda ini tentu saja membantu menjaga Hutan Sancang yang dianggap sebagai temapt keramat. Sebagai tempat keramat masyarakat sekitara merawatnya dengan baik dan tidak merusak ekosistem disana, bahkan para masyarakat disekitar Hutan Sancang tidak berani memasuki wilayah hutan secara sembarangan apalagi merusak keanekaragama flora dan fauna di Hutan Sancang.

 

 

Sumber : Rosyadi dalam Jurnal Patanjala


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka