Series Kearifan Lokal Garut : Legenda Keramat di Kawasan Sancang 1


[Illustration: threehugger.com]

Kawasan Sancang merupakan sebuah cagar alam yang melindungi berbagai macam jenis flora dan fauna. Kawasan Sancang ini dikenal sebagai Leuweung Sancang atau Hutan Sancang. Di Kawasan Sancang ini banyak ditemukan benda-benda peninggalan Kerajaan Pajajaran sehingga Kawasan Sancang ini dikenal sebagai kawasan yang penuh akan nilai mistis, mitos serta legenda-leganda yang banyak diyakini oleh masyarakat Sunda.

Kawasan Sancang terletak di Kecamatan Cibalong ini memiliki area seluah 2.517 ha, berada diketinggian 0-3 m diatas permukaan air laut, memiliki kontur tanah yang datar dan terdapat tebing-tebing curam di bagian timur Kawasan Sancang.

Kawasan Sancang termasuk ke dalam ekosistem hutan hujan tropis sehingga keadaan Hutan Sancang ini lembab dan ditumbuhi oleh pohon-pohon besar dengan daun yang lebat sehingga menutupi cahaya matahari yang masuk.

Keadaan hutan yang lembab, gelap dan dipenuhi pohon-pohon besar tentu saja menghasilkan suasana mistis yang dapat mendukung mitos dan legenda yang dipercayai oleh masyarakat Garut dan masyarakat Sunda.

Meskipun begitu, Kawasan Sancang memiliki ekosistem yang unik dan hutan yang asri sehingga Kawasan Sancang-pun memiliki tempat yang indah dan dipenuhi oleh berbagai macam jenis flora seperti terumbu karang dan fauna seperti Banteng.

Legenda Kawasan Sancang berasal dari kisah Prabu Siliwangi dan Anaknya yakni Raden Kiansantang. Dimulai dari kembalinya Raden Kiansantang dari Tanah Arab dalam perjalanan mencari diri dan kembali ke Kerajaan Pajajaran sebagai seseorang yang baru, bahkan ia mengganti namanya menjadi Rohmat Suci.

Rohmat Suci memiliki tujuan untuk menyebarkan agama islam di Kerjaan Pajajaran. Setengah warga di kawasan Pajajaran perlahan-lahan menerima ajaran islam dan sudah saatnya bagi Raden Kiansantang atau Rohmat Suci mengajak ayahnya yakni Prabu Siliwangi untuk menerima ajaran islam.

Prabu Siliwangi merasa terancam dengan gerakan anaknya yang menyebarkan agama Islam, Prabu Siliwangi menolak ajakan anaknya dan memutuskan untuk meninggalkan Kerajaan Pajajaran.

Sebelum meninggalkan Kerajaan Pajajaran Prabu Siliwangi menggunakan kesaktiaanya dan mengubah wilayah kerajaan menjadi hutan sehingga ketika pasukan Rohmat Suci kembali ke Kerajaan Pajajaran kerajaan tersebut sudah menghilang dan berubah menjadi hutan.

 

 

Sumber : Rosyadi dalam Jurnal Pantajala


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka