Tradisi dan Pantangan pada Bulan Muharam


Bulan Muharam adalah salah satu bulan penting dalam kalender Hijriyah yang diperingati oleh umat Islam di seluruh dunia. Di beberapa daerah, terutama di Pasundan dan Melayu, terdapat berbagai tradisi dan pantangan yang terkait dengan bulan ini, khususnya pada tanggal 10 Muharam yang dikenal sebagai Hari Asura.

 

Tanggal 10 Muharam dan Sejarahnya

10 Muharam memiliki makna yang mendalam dalam sejarah Islam. Salah satu peristiwa penting yang terkait adalah peristiwa pembantaian Sayidina Hasan dan Husen, putra Sayidina Ali. Menurut cerita, pada tanggal tersebut, Sayidina Husen mengalami tragedi besar , dimana beliau dibunuh dan menurut cerita kepalanya di potong, di lempar, di sepak, di tendang dilemparkan oleh musuh nya dan di pakai main bola. Cerita ini menyebar di berbagai daerah, dan akibatnya, muncul pandangan bahwa beberapa jenis permainan, seperti sepak bola dan tendang-tendangan, dianggap tabu atau haram, karena dianggap meniru atau menghina peristiwa tragis tersebut.

 

Tradisi Bubur Sura

Selain peristiwa sejarah, bulan Muharam juga dihubungkan dengan tradisi bubur sura di Priangan dan beberapa daerah lain. Bubur sura adalah bubur yang disajikan sebagai bagian dari selamatan pada tanggal 10 Muharam, yang juga dikenal sebagai Hari Asura. Tradisi ini berasal dari cerita bahwa pada hari Rabu terakhir bulan Muharam, pada masa Nabi Nuh, seluruh dunia dilanda banjir besar. Hanya perahu Nabi Nuh yang selamat dari bencana tersebut. Sebagai bentuk syukur dan untuk memperingati peristiwa ini, masyarakat membuat bubur sura.

 

Bubur sura terdiri dari bubur nasi yang ditaburi irisan telur, jeruk, delima, dan sayur kari ayam. Selamatan ini umumnya dilakukan oleh ibu-ibu yang mampu. Selamatan tidak ngariung (berkumpul) dan tidak mendatangkan undangan, cukup dengan mengirim bubur itu.

 

Pantangan dan Kepercayaan

Di beberapa komunitas, terdapat pantangan terkait dengan bulan Muharam. Misalnya, ada keyakinan bahwa melakukan aktivitas besar, seperti bepergian jauh, menikah, atau membangun rumah, sebaiknya tidak dilakukan sebelum tanggal 10 Muharam. Ini dianggap sebagai waktu yang kurang baik untuk memulai hal-hal penting. Oleh karena itu, banyak orang tua mengingatkan untuk memperhitungkan waktu-waktu penting ini dengan cermat.

 

 Sumber : "Adat Istiadat Sunda (H. Hasan Mustapa)"


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka

  • Oleh zahra nisrina shaumi
  • 09, Sep 2024
Gembyung Tradisi Musik Perkusi Sunda yang Menggema