Tradisi Unik Kelahiran Bayi di Bulan Sapar dalam Adat Sunda


Dalam masyarakat Sunda, terdapat berbagai tradisi dan adat yang diwariskan turun-temurun, meskipun tidak semuanya diketahui atau dipraktikkan oleh setiap orang. Salah satu tradisi yang mungkin kurang dikenal adalah adat yang berkaitan dengan bayi yang lahir pada bulan Sapar.

 

Adat ini tampaknya memiliki pengaruh dari tradisi Jawa, dan mungkin tidak banyak dipahami atau diterapkan oleh masyarakat Sunda. Menurut adat ini, bayi yang lahir pada bulan Sapar harus menjalani ritual khusus sebagai bentuk penghormatan dan perlindungan.

 

Salah satu ritual utama adalah menimbang bayi yang baru lahir. Timbangan dilakukan dengan menggunakan padi atau beras, atau kadang-kadang menggunakan kue apam yang beratnya seberat bayi itu, lalu jumlah padi, beras, atau apam disedekahkan kepada paraji.

 

Adat ini mengandung makna simbolis dan spiritual. Dalam budaya Sunda, bulan Sapar dianggap memiliki kekuatan khusus, sehingga penting untuk memastikan bayi yang lahir pada bulan ini mendapatkan perlindungan dan berkah. Dengan memberikan sedekah berupa padi, beras, atau apam, orang tua bayi berharap agar anaknya mendapatkan keselamatan dan perlindungan sepanjang hidupnya.

 

Orang tua bayi harus selalu ingat bahwa anak mereka lahir pada bulan Sapar. Meski tradisi ini mungkin tidak dipraktikkan oleh banyak orang, menjaga ritual ini adalah bentuk penghormatan terhadap adat dan budaya yang telah diwariskan. Meskipun sedekah yang diberikan mungkin hanya sepiring apam, maknanya sangat penting dalam konteks spiritual dan adat.

 

Sumber : "Adat Istiadat Sunda (H. Hasan Mustapa)"


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka

  • Oleh zahra nisrina shaumi
  • 09, Sep 2024
Gembyung Tradisi Musik Perkusi Sunda yang Menggema