Tradisi Nuzulul Al-Quran di Berbagai Daerah di Indonesia


Nuzulul Qur’an merupakan peristiwa penting di bulan Ramadan, peristiwa ini adalah turunnya Al-quran kepada Nabi Muhammad saw. Nuzulul Qu’ran diperingati pada hari ke 17 Ramadan. Di malam Nuzulul Qur’an umat islam berlomba-lomba untuk meraih keberkahaan yang diturunkan Allah swt. Di malam Nuzulul Qu’ran dikenal sebagai Lailatul Qadr merupakan malam yang lebih baik daripada malam seribu bulan.

Selain diperangati dengan melakukan ibadah dan berdoa masyarakat Indonesia menyambut Nuzulul Qur’an dengan menjalankan berbagia macam tradisi. Tradisi ini dilakukan untuk memperingati Nuzulul Qur’an dan juga sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah swt. Beberapa tradisi Nuzulul Qur’an yang dilakukan di beberapa daerah di Indonesia diantaranya.

  1. Tradisi seribu tumpeng yang dilaksanakan oleh Keraton Kasunan Surakarta merupakan salah satu tradisi yang selalu dilaksanakan oleh Keraton Kasunan Surakarta dalam memperinganti Nuzulul Qur’an. Tradisi ini dilaksanakan pada malam ke 21 Ramadan sehingga tradisi ini dikenal juga sebagai tradisi Maleman Sriwedari. Pada pelaksanaannya tumpeng akan diarak dari Keraton Kasunan Surakarta ke Joglo Sriwedari Solo. Arakan-arakan ini menyimbolkan para sahabat Nabi Muhammad saw saat menyambut Nabi Muhammad saw yang telah menerima wahyu pertama dari Allah swt. Tumpeng yang sudah di arak ini kemudian dibagikan kepada warga sekitar dan disantap bersama.

  2. Tradisi kuwah beulangong merupakan tradisi menyabut Nuzulul Qur’an yang dilaksanakan oleh masyarakat Aceh. Tradisi kuwah beulangong merupakan acara kenduri yang dikenal juga sebagai tammat darruh. Kenduri merupakan acara hajatan yang biasanya orang-orang akan berkumpul dan makan bersamal. Biasanya di dalam suatu kenduri terdiri dari berbagai jenis makanan mulai dari kue hingga makanan berat, Menu utama dari kenduri ini adalah kuwah beulangong sehingga tradisi ini disebut sebagai tradisi kuwab beulangong. Kuwah beulangong merupakan makanan yang beberbahan dasar dagung sapi atau kambung yang kemudian dimasak bersama nangka muda. Biasanya memasak makanan untuk kenduri dilaksanakan di halaman masjid dan menggunakan alat masak yang besar. Masyarakat sekitar biasanya memasak makanan untuk kenduri bergotong royong dan kemudian memakannya bersama-sama.

  3. Tradisi maleman merupakan tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat Jawa Timur dan masyarakat Lombok dalam menyambut Nuzulul Qur’an. Tradisi ini dilaksanakan pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terkahir bulan Ramadan yakni 21 hingga 29 Ramadan. Berbagai jenis kegiatan yang dilaksanakan di tradisi maleman ini seperti berbagi masakan dengan lingkungan sekitar. Berbagi masakan ini merupakan salah satu bentu syukur masyarakat dan juga sebagai ajang untung bersilaturahmi dengan orang disekitarny. Sedangkan di Lombok tradisi maleman dilakukan dengan menyalakn dilah jojor yakni sebuah alat penerangan tradisional yang terbuat dari buah jamplung. Dilah jojor ini dinyalakan setelah berbuka puasa dan masyarakat akan bersalawat bersama-sama di masjid.

 

 

 

 

Sumber : CNN Indonesia


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka