ADVERTISEMENT
Beranda Warga RI Miliki Dua Sisi Berbeda, Miskin Harta tapi Kaya Hati

Warga RI Miliki Dua Sisi Berbeda, Miskin Harta tapi Kaya Hati

8 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
Warga RI Miliki Dua Sisi Berbeda, Miskin Harta tapi Kaya Hati (Source:Freepik)

Sampai saat ini, kemiskinan di Indonesia masih menjadi yang teratas dari negara lain. Namun, disamping itu kedermawanan yang dimiliki orang Indonesia cukup tinggi. 

Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2024 kondisi kemiskinan di Indonesia melalui survey versi BPS dan World Bank cukup tinggi. Tingkat kemiskinan di Indonesia versi BPS menampilkan 8,57 persen atau sekitar 24,06 juta orang. Sedangkan versi world Bank menampilkan 68,3 persen atau sekitar 194,72 juta orang yang terindikasi merupakan tingkat kemiskinan di Indonesia. 

Jumlah tersebut terbilang cukup banyak dan meningkatkan. Baik data dari BPS atau World Bank, menjelaskan satu kondisi sama yaitu masih banyak warga negara Indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan. 

Baca juga: Mengapa Budaya Indonesia Mirip dengan India? Ini Penjelasan Lengkapnya!

Namun, disamping itu Indonesia memperoleh posisi paling tinggi sebagai penduduk yang memiliki kedermawanan. Posisi tersebut Indonesia raih secara konsisten pada juara pertama menurut Based on World Giving Index (2022-2024). Indonesia meraih kedudukan pertama secara tiga tahun berturut-turut dengan skor indeks 74. 

Secara logis, kemiskinan harta Warga negara Indonesia mungkin bisa membatasi kemampuan orang itu berderma atau melakukan sesuatu atas dasar kedermawanan hati. Namun, hal tersebut berbeda dengan kondisi di Indonesia yang justru diakui sebagai Yang paling dermawan di dunia meskipun disamping tingkat kemiskinannya yang tinggi. 

World Giving Index menyatakan, posisi Indonesia dari 2021-2024 banyak melakukan aksi berbagi dalam sebulan terakhir, meskipun posisi Indonesia pada tingkat kemiskinan cukup tinggi,namun aksi berbagi ini banyak dilakukan oleh orang Indonesia. Data dari tahun 2021 sampai 2024 ini memiliki kenaikan dari 83 persen sampai 90 persen. 

Baca juga : Indonesia Dahulu Disebut “Macan Asia”, Kini Tertinggal Seperti Macan Yang Tidur, Mengapa Begitu?

Kedermawanan ini didorong motivasi untuk menerima kembali seperti yang diungkapkan Smith dan Davidson. Berargumen bahwa Ketika seseorang memberi akan membawa kesejahteraan psikologis, fisik, sosial bagi pemberi. 

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.