442 Kopdes Merah Putih Resmi Diluncurkan di Garut, Siap Dorong Ekonomi Desa
Program Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih diklaim sebagai instrumen utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis komunitas lokal.
Sebuah langkah besar dilakukan Pemerintah Kabupaten Garut dalam memperkuat ekonomi desa. Sebanyak 442 unit Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih kini resmi beroperasi serentak di seluruh desa dan kelurahan sejak Sabtu, 12 Juli 2025. Kehadiran koperasi ini diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi berbasis komunitas lokal.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Garut, Ridzky Ridz Nurdin, menyatakan bahwa koperasi bukan lagi sekadar pelengkap program pembangunan, melainkan fondasi utama dalam strategi peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Ini bukan sekadar seremoni, tapi komitmen konkret untuk menjadikan koperasi sebagai alat utama pembangunan ekonomi rakyat Garut,” ungkap Ridzky dalam keterangan pers, Senin (14/7).
Koperasi Jadi Pilar Utama Pembangunan Ekonomi
Kopdes Merah Putih diharapkan mampu memainkan peran vital dalam mendukung program-program prioritas pemerintah daerah, seperti penyediaan Makanan Bergizi Gratis (MBG) dan pembangunan klinik desa. Menurut Ridzky, dua program tersebut memerlukan dukungan sistem logistik dan distribusi yang kuat, dan koperasi dapat mengisi ruang tersebut dengan efisien.
“Dengan koperasi yang aktif dan sehat, kita bisa memastikan distribusi pangan dan layanan dasar menjangkau warga hingga ke pelosok,” tegasnya.
Legalitas Lengkap, Siap Beroperasi
Berbeda dari koperasi-koperasi yang kerap kali hanya eksis di atas kertas, seluruh Kopdes Merah Putih telah dipastikan memiliki legalitas formal. Mulai dari Surat Keputusan Kemenkumham, Nomor Induk Berusaha (NIB), NPWP, hingga rekening bank yang difasilitasi oleh BNI dan PT Pos Indonesia. Dengan status hukum yang jelas, koperasi-koperasi ini bisa langsung bergerak dan menjalankan fungsi ekonominya.
“Kita ingin koperasi yang aktif melayani, bukan sekadar terdaftar,” ujar Ridzky.
Tiga Tahap Penguatan: SDM, SOP, hingga Pendanaan
Tak berhenti di peluncuran, pemerintah daerah telah menyiapkan tahapan lanjutan untuk memperkuat koperasi. Pertama adalah pelatihan bagi pengurus dan pengawas, yang mencakup manajemen, keuangan, serta pelayanan publik. Tahap kedua melibatkan penyusunan SOP dan tata kelola operasional. Sementara tahap ketiga adalah fasilitasi akses pembiayaan, baik dari APBD, lembaga keuangan, hingga program pendanaan nasional.
“Yang dibutuhkan koperasi bukan hanya semangat, tapi juga tata kelola yang rapi dan modal kerja yang cukup,” tambah Ridzky.
Fokus pada Pelayanan Ekonomi Harian Masyarakat
Lebih dari sekadar unit usaha, Kopdes Merah Putih dirancang untuk menjawab kebutuhan ekonomi warga sehari-hari, dari distribusi pangan, layanan simpan pinjam, hingga pendukung usaha mikro. Pemerintah optimistis koperasi bisa menjadi sarana kemandirian ekonomi lokal dan menciptakan rantai nilai yang menguntungkan komunitasnya sendiri.
Dengan peluncuran masif ini, Garut menegaskan posisinya sebagai daerah pelopor penguatan koperasi di tingkat desa. Apabila dikelola dengan baik, Kopdes Merah Putih bisa menjadi model pembangunan inklusif berbasis komunitas yang bisa ditiru daerah lain di Indonesia.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.