7 Rekomendasi Novel Berlatarkan Kisah Kelam Sejarah Indonesia
Infogarut akan merekomendasikan 7 novel yang secara naratif mempertemukan fiksi dan kenyataan masa lalu bangsa.
Membaca novel yang mengangkat kisah kelam dalam sejarah Indonesia dapat memberikan perspektif yang lebih mendalam dan emosional dibanding sekadar buku sejarah. Novel dengan latar kisah kelam sejarah Indonesia menghadirkan tokoh dan peristiwa di balik tragedi serta pergolakan politik dan sosial Indonesia.
Beberapa karya menyoroti masa penjajahan, rezim otoriter, hingga trauma kolektif rakyat, sehingga memberi ruang bagi pembaca untuk mengenali sejarah yang mungkin terlupakan atau dikaburkan.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Buku Sejarah yang Menguak Berbagai Fakta Masa Lalu
Rekomendasi Novel Berlatar Kisah Kelam Sejarah Indonesia
1. Tetralogi Buru — Pramoedya Ananta Toer
Novel karya Pramoedya Ananta Toer ini, memiliki empat judul turunan yang saling bersangkutan, di antaranya: Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca. Tetralogi ini mengisahkan perjuangan nasionalisme dan pencarian jati diri Indonesia di masa kolonial.
Tokoh utama Minke, seorang pribumi terpelajar, menjadi narasi utama tentang diskriminasi sosial, politik kolonial Belanda, hingga penindasan terhadap kebebasan berpikir. Cerita ini juga mengangkat realitas sejarah kelam Indonesia di era kolonial, sekaligus menjadi kritik sosial kuat terhadap sistem penjajahan.
2. Laut Bercerita — Leila S. Chudori
Novel berlatar masa Orde Baru, yang menceritakan nasib seorang jurnalis atau aktivis yang hilang (diperkirakan diculik) dan dampak panjangnya terhadap keluarga. Cerita membawa pembaca pada pergulatan politik dan kemanusiaan di era otoritarian, trauma keluarga, serta jejak kekuasaan yang menindas. Merupakan salah satu narasi fiksi yang menyentuh kisah kelam sejarah Indonesia pasca kemerdekaan.
3. Gadis Kretek — Ratih Kumala
Berlatarkan industri kretek di Indonesia, Gadis Kretek mengombinasikan kisah keluarga, cinta, dan persaingan bisnis dalam lingkungan budaya Jawa dan ekonomi Indonesia modern. Melalui perjalanan tokoh-tokohnya, pembaca disuguhkan sejarah sosial dan ekonomi Indonesia, mulai era penjajahan hingga masa merdeka dengan intrik emosional yang kuat dan nuansa kisah kelam terkait konflik keluarga dan dendam.
Baca Juga: Wajib Dibaca! 7 Rekomendasi Buku Biar Kamu Berpikir Lebih Kritis
4. Cantik Itu Luka — Eka Kurniawan
Mengambil latar masa kolonial dan pascakolonial, novel ini berkisah tentang Dewi Ayu, seorang perempuan yang terperangkap dalam sistem patriarki, eksploitasi sosial, serta sejarah penuh penderitaan. Dibumbui dengan unsur realisme magis, novel ini mengeksplorasi trauma intergenerasi, kekerasan, dan kutukan dalam keluarga, menjadikannya salah satu karya sastra Indonesia terkemuka yang merepresentasikan kisah kelam sejarah Indonesia melalui sudut pandang masyarakat kelas bawah.
5. Amba — Laksmi Pamuntjak
Novel Amba karya Laksmi Pamuntjak, merupakan salah satu karya yang sudah memiliki judul berskala internasional, yakni The Question of Red. Novel ini mengangkat tentang konflik sosial dan politik di Indonesia yang terjadi pada masa pasca-kemerdekaan.
Tercantum beberapa peristiwa sejarah, seperti konflik yang terjadi pada masa 1965 serta dampak ideologi pada kehidupan pribadi dan keluarga. Novel ini mempertemukan latar politis dan personal, sehingga memberikan gambaran kompleks tentang perjalanan sejarah dan trauma kolektif bangsa.
6. Saman — Ayu Utami
Novel Saman terbit tahun 1998 dan menjadi salah satu karya sastra paling fenomenal pada masa reformasi. Novel yang mengangkat tema terkait politik, seksualitas, dan spiritualitas ini, memiliki latar yang diambil pada masa Orde Baru dengan mengisahkan tentang gambaran dari kehidupan politik dan militer Indonesia pada saat itu.
Tokoh utamanya, seorang pastor yang kemudian dikenal dengan nama Saman, menjadi saksi sekaligus korban dari kekerasan negara dan ketidakadilan sosial. Novel ini bukan hanya potret kisah kelam sejarah Indonesia, tetapi juga simbol keberanian melawan tabu dan represi.
7. Pulang — Leila S. Chudori
Novel Pulang karya Leila S. Chudori mengisahkan tema diaspora, pencarian identitas, dan jejak rezim otoriter Indonesia. Tokoh-tokohnya mengalami eksil atau kehilangan rumah, dan novel ini mengeksplorasi trauma masa lampau yang dihadapi generasi yang tumbuh di masa politik yang tidak stabil. Novel ini cocok sebagai refleksi sastra terhadap kisah kelam sejarah Indonesia, terutama pasca era otoriter.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.