Beranda Tjen A. Kwoei, Wasit Jujur Indonesia Pada Masanya Keturunan TIonghoa dan Suriname
ADVERTISEMENT

Tjen A. Kwoei, Wasit Jujur Indonesia Pada Masanya Keturunan TIonghoa dan Suriname

8 jam yang lalu - waktu baca 3 menit
Tjen A. Kwoei, Wasit Jujur Indonesia Pada Masanya Keturunan Tionghoa dan Suriname. (Source: goodnewsfromindonesia)

Reputasi Tjen A. Kwoei sebagai wasit jujur Indonesia bisa menjadi inspirasi agar wasit masa kini dan masa depan menjunjung tinggi kejujuran dan objektivitas dalam menjalankan tugas mereka.

Di dunia olahraga Indonesia tempo dulu, nama Tjen A. Kwoei sering dikenang sebagai wasit yang tegas, adil, dan tak kenal kompromi yang menjadi sebuah reputasi yang menjadikannya sebagai simbol wasit jujur Indonesia. Meski latar belakangnya unik, berdarah keturunan Tionghoa dan Suriname, kiprahnya di lapangan pertandingan bola keranjang/korfball menunjukkan dedikasi tinggi terhadap keadilan kompetisi.

Pria kelahiran Semarang ini bahkan digambarkan sebagai sosok yang secara mendalam memahami regulasi, disiplin kerja, dan integritas. Dalam sebuah edisi Majalah Minggu Pagi (1953), reputasinya sebagai wasit terbaik di Perserikatan Bola Kerandjang Indonesia (PBKID) di Jakarta dipuji karena ketegasannya dalam mengambil keputusan, tanpa takut pada desakan publisitas atau pengaruh kekuatan luar. 

Tjen A. Kwoei dikenal juga dengan nama Henk dan memiliki garis keturunan yang menarik di mana ayahnya dari etnis Tionghoa, sementara darah Suriname juga mengalir dalam keluarganya.  Ia tumbuh di masa ketika korfball (olahraga lintas jenis kelamin) makin berkembang di Hindia Belanda/Indonesia, dan ia menekuni olahraga tersebut sejak muda yang awalnya sebagai pemain, lalu beralih menjadi wasit. 

Seiring dengan pengalamannya yang luas, Henk mampu menguasai tiap pasal peraturan permainan dan memimpin pertandingan kelas atas. Dalam catatan sejarah, ia dinilai setara dengan seorang hakim dalam membuat keputusan berdasarkan aturan yang berlaku, artinya, pemahamannya terhadap regulasi bukan sekadar teoritis, melainkan teruji dalam berbagai situasi tekanan. 

Baca Juga: Mengenal Lasminingrat: Pahlawan Perempuan Asal Garut, Penerjemah Buku Pendidikan Barat

Reputasinya Sebagai Wasit Jujur Indonesia

Salah satu aspek yang paling disorot dari kiprah Tjen A. Kwoei adalah ketegasannya dalam mengambil keputusan, tanpa memihak atau terpengaruh oleh tekanan eksternal. Dalam kariernya, ada momen ketika peluitnya dianggap kurang nyaring atau dianggap tidak tegas pada awalnya. 

Beberapa pemain atau penonton justru menyebutnya bodoh atau tak kompeten. Namun ia tak larut dalam hinaan; sebaliknya, ia makin bersungguh mempelajari teknik wasit, aturan, dan etika olahraga agar kualitas kepemimpinannya tak diragukan. 

Beberapa pihak menilai bahwa integritasnya sebagai wasit, yaitu memutuskan berdasarkan aturan, bukan tekanan yang menjadikannya figur langka di masa itu. Walaupun korfball bukan olahraga paling populer seperti sepak bola, penerapan keadilan dalam setiap pertandingan yang dipimpinnya membuat namanya dikenang sebagai tolok ukur moral bagi pengadil pertandingan generasi mendatang. 

Baca Juga: Gubernur Jawa Barat Tolak Beras Belanda Tahun 1945

Meskipun Tjen A. Kwoei sudah tidak aktif lagi, bahkan telah meninggal di mana kisahnya tetap relevan bagi para pengadil olahraga masa kini. Nilai-nilai seperti integritas, keberanian mengambil keputusan yang benar, dan pengetahuan mendalam terhadap aturan adalah fondasi penting bagi siapa pun yang menjadi wasit.

Saat ini, banyak kritik terhadap keputusan wasit terutama dalam sepak bola, dan panggilan agar wasit bersikap adil kembali mencuat. Dengan begitu, kisah hidup Tjen A. Kwoei perlu menjadi acuan setiap wasit di Indonesia agar lebih terarah dan menciptakan pertandingan yang supportive.

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.