Arogansi Konvoi Nikahan Berujung Aniaya Bintara Medis TNI di Garut

Arogansi Konvoi Nikahan Berujung Aniaya Bintara Medis TNI di Garut
Ilustrasi/Sumber: Pixabay

Arogansi konvoi rombongan pernikahan sebabkan penganiayaan bintara kesehatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari kesatuan Komando Distrik Militer (KODIM) 0611 Garut.

Korban diketahui seorang anggota TNI berinisial RS berpangkat Peltu yang hendak menjalankan tugasnya membawa mobil ambulan untuk menjemput seorang pasien.

Mengutip press release Kepala Polisi Reserse (Kapolres) Garut AKBP Rio Wahyu Anggoro, Kamis (16/3) menerangkan kasus tersebut kepada awak media.

Menurut kronologisnya, pada (12/3) anggota TNI itu hendak menjemput pasien masyarakat, terhalang konvoi rombongan nikahan di Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut.

Namun karena tidak diberi jalan, salah satu pengendara sepeda motor konvoi itu, terlibat keributan sehingga terjadi pemukulan terhadap anggota TNI tersebut.

"Namun karena tidak diberi jalan, konvoi salah satu pemotor itu ribut dan akhirnya langsung memukul, langsung menonjok di dalam mobil," terang Kapolres Garut.

Setelah itu korban anggota TNI tidak melawan dan langsung melaporkan kejadian tersebut ke polsek sekitar.

"Si Korban ini tidak melawan, dan ia langsung melaporkan kepada polsek bandung,"ucapnya.

Kapolres Garut menuturkan bahwa kabar itu dirinya langsung terima dari kapolsek yang mendapat laporan tersebut.

Dengan cepat ia kemudian menurunkan Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) untuk segera menangkap pelaku penganiayaan.

Adapun saat ini ia menuturkan tengah melakukan penjemputan pelaku penganiayaan bahkan jika lebih dari satu akan dilakukan penangkapan.

"Saya tidak akan pernah berhenti untuk mencari apabila pelakunya lebih dari satu, saya akan melakukan penangkapan" Tegas Rio.

Akibat peristiwa tersebut ia menegaskan bahwa tindakan main hakim sendiri sangat tidak diperbolehkan apalagi menyangkut nyawa seseorang dan aparatur negara

"Tidak boleh kita melakukan main hakim sendiri, apalagi yang dipukul adalah aparatur pemerintah yang membawa ambulans kegiatan sosial dan itu menyangkut nyawa orang," ujar Rio.

Atas kejadian tersebut Kapolres Garut AKBP Rio Wahyu Anggoro meminta, tidak ingin ada lagi masyarakat atau kelompok tertentu yang berani melakukan kekerasan main hakim sendiri.

"Saya tidak ingin ada masyarakat atau kelompok yang berani melakukan kekerasan kepada orang lain, main hakim sendiri," pungkas Kapolres Garut.***


Baca lainnya

0 Komentar :

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.