Babad Limbangan, Kisah Para Penguasa Limbangan


[Illustration : https://id.pinterest.com/pin/7107311901154987/]

Babad adalah sebuah cerita yang berkaitan dengan asal muasal suatu tempat atau secara singkat dapat dikatakan bahwa babad adalah cerita yang mengandung unsur sejarah namun memiliki unsur dongeng di dalamnya. Banyak sekali jenis babad yang menyebar di kalangan masyarakat Garut, namun terdapat babad yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat atau bahkan sudah hilang keberadaanya.

Salah satu babad yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat Garut adalah babad Limbangan. Babad Limbangan ini merupakan sebuah babad yang menceritakan kisah para penguasa Limbangan seperti Prabu Siliwanhgi, Basudewa dan Limansejaya yang merupakan anak dari Prabu Siliwangi.

Dikisahkan bahwa Prabu Siliwangi menikah dengan Nyi Putri yang kemudian lahirlah dua putra yang bernama Basudewa dan Limansejaya. Ketika Basudewa beranjak dewasa sang ayah yakni Prabu Siliwangi menjadikannya sebagai penguasa Dayeuh Luhur. Kemudian Prabu Siliwangi mengirimkan dua putri yang akan dijadikan sebagai istri oleh kedua anaknya.

Prabu Siliwangi mengirim dua orang putri dengan dua jenis tandu yang berbeda, pertama tandu yang mengangkat putri cantik jelita dengan menggunakan tandu yang jelek dan tertutup rapat sehingga para anak Prabu Siliwangi tidak dapat melihat putri di dalamnya. Tandu kedua mengangkut putri yang tidak serupawan putri pertama namun diangkut dengan tandu yang penuh dengan permata.

Kedua tandu pertama-tama diantarkan ke Dayeuhluhur yang merupakan daerah kekuasaan Basudewa. Basudewa langsung memilih tandu yang berhias permata tanpa ragu, karena ia merasa tandu yang tertutup ini membawa putri yang tidak rupawan. Kemudian tandu tertutup nan jelek ini dibawa ke Limbangan untuk diberikan kepadda Limansejaya.

Setelah mengetahui bahwa tandu yang dibawa ke Limansajaya dinaiki oleh putri yang rupawan, Basudewa ingin menukarkan putri tersebut. Saat melakukan perburuan dengan Limansajaya, Barusadewa meminta kepada Limansajaya ini untuk menukarkan putri-putri yang sudah bersama mereka, dan Limansajaya menyetujuinya.

Mendengar perjanjian tersebut, putri yang bersama Limansajaya tidak mau menikahi Barusadewa karena Barusadewa selalu melihat sesuatu dari penampilannya saja, hal ini dapat dilihat bahwa iya langsung memilih suatu hal yang nampak indah saja. Putri tersebut melarikan diri dan kemudian Limansajaya menemukan putri tersebut dan berjanji tidak akan menukarkannya dengan putri yang dijodohkan dengan Basudewa.

Setelah kembali bersama, sang putri dan Limansajaya pergi mengembara dan menemukan sebuah hutan yang strategis dan nyaman untuk ditempati, namun hutan tersebut dijaga oleh lelaki tua yang merupakan utusan dewa. Setelah mengenal Limansajaya sebagai orang yang baik, lelaki tua itu memberikan hutannya dan menghilang. Kemudian hutan ini menjadi sebuah kerajaan yang dikenal sebagia Kerajaan Dayeuhmanggung.

 

Sumber : Arti Anggraeni, Suntoko, Wienike Dinar Pratiwi dalam Jurnal Pendidikan Tambusai


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka