Batik Pasiran dari Kampung Pasir, Samarang


[Illustration : e-Jurnal ISBI Bandung]

Batik Pasiran merupakan seni batik Garutan yang berasal dari Kampung Pasir, Desa Cintakarya, Kecamatan Samarang. Batik Pasiran merupakan jenis batik baru yang dikembangkan oleh masyarakat Kampung Pasir. Batik Pasiran diangkat dari keunikan dan nilai-nilai para leluhur serta kearifan lokal di Kampung Pasir yang merupakan Kampung adat.

Kampung Pasir adalah kampung adat Sunda Wiwitan, sejak tahun 2019 Kampung Pasir mulai aktif membuat batik. Seperti proses pembuatan batik tulis Garutan, proses pembuatan batik tulis pasiran ini melalui proses pengkajian kain atau mola, kemudian proses ngarereng, proses ngablok atau perwaranaan yang dimana durasi proses ngablok ini bergantung pada banyaknya warna dan terakhir adalah proses pelepasan malam atau pelodoran.

Batik pasiran didominasi oleh warna-warna yang teduh dan memiliki kesan kalem. Sebagai kampung adat, masyarakat Kampung Pasir memegang teguh ajaran Sunda Wiwitan Madrais yang bertumpu pada tiga ajaran utama yang disebut dengan Tri Tangtu. Nilai-nilai yang di anut oleh masyarakat ini kemudian dilimpahkan ke dalam motif batik pasiran seperti motif Mayang Kahuripan.

Motif Mayang Kahuripan ini merupakan motif flora dan fauna yang memiliki makna bahwa hirup huripna yang memiliki arti bahwa manusia bukan hanya membutuhkan nasi untuk makan. Selain motif Mayang Kahuripan terdapat motif pasiran yang merupakan motif unggulan dari Batik Pasiran. Motif pasiran diambil dari unsur-unsur alam yang ada di Kampung Pasir seperti air, sisik ikan, padi, daun pisang, daun bambu dan bunga tapak dara.

Masyarakat Kampung Pasir sudah memiliki dasar keterampilan membatik sehingga pengrajin di Kampung Pasir ini terbilang cukup banyak yakni terdiri dari 20 orang. Kegiatan membatik di Kampung Pasir ini dilaksanakan dalam sebuah Bale yang merupakan sebuah aula tempat pertemuan di Kampung Pasir ini. Kegiatan membatik di Kampung Pasir ini masih dilakukan secara tradisional sehingga hingga saat ini proses membatik di Kampung Pasiran ini masih menggunakan metode tulis sedangkan untuk batik cap dan printing masih belum digunakan di batik pasiran ini.

Karena masih menggunakan metode tulis maka batik yang dihasilkan oleh para pengrajin batik Kampung Pasir ini masih autentik dan tentu saja setiap batik yang diproduksi akan memiliki ciri khasnya masing-masing dan beda dengan batik lainnya. Karena prosesnya masih tradisional sehingga produksi satu kain batik membutuhkan waktu yang cukup panjang. Oleh karena itu, batik pasiran ini memiliki nilai seni yang tinggi sehingga mendorong pada nilai jual yang tinggi.

 

Sumber : Jurnal Panggung

  • -

0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka