Cara Lain Memberikan Nasihat Dengan Sisindiran Sunda


Seni berkomunikasi Sunda tidak hanya terbatas pada kata-kata yang langsung diucapkan. Sisindiran, gaya seni sastra khas Sunda, telah menjadi metode yang inovatif dan unik untuk menyampaikan pesan, kritik, atau nasihat. Sisindiran bukan hanya sebuah bentuk seni yang penuh dengan kebijaksanaan dan komedi. Lima contoh sisindiran Sunda adalah sebagai berikut;

 

1. "Lagu nginjeum ngababarikeun, lagu mulangkeun mah ngahésékeun."

Sindiran bagi mereka yang menganggap enteng ketika meminjam, tetapi sulit untuk mengembalikannya. Ini menunjukkan bahwa "waktu meminjam dianggap enteng, waktu mengembalikan menyusahkan."

2. "Cape gawé teu kapaké, kitu salah kieu lain."

Kata-kata ini diucapkan ketika seseorang sedang dalam situasi serba salah. Artinya "cape bekerja tidak terpakai, begitu salah begini bukan."

3. "Ari sarua kénéh sok meuli tabung gas héjo mah tong sok olo-olo."

Ungkapan sindiran untuk orang yang masih suka beli barang murah tapi sombong suka pamer kepada orang lain. Dengan kata lain, "Selama masih suka membeli tabung gas hijau, jangan belagu."

4. "Keur butuh mah politik (nempo ka nu leutik), geus jeneng mah pulitik (nipu ka nu leutik)."

Sindiran ini ditujukan kepada para politisi yang lupa diri dan korup setelah menjabat sebagai pejabat. Dengan kata lain, "sedang butuh mah politik (nempo ka nu leutik = melihat rakyat kecil/blusukan), sudah jadi pejabat mah pulitik  (nipu ka nu leutik)".

5. "Nya goréng milik, nya goréng basa."

Sindiran ini ditujukan ketika ada orang yang kurang mampu atau tidak beruntung memiliki perilaku yang buruk. Seperti halnya kalau pun tidak memiliki keberuntungan, setidaknya jagalah sikap dan perilakumu, pelajarilah sopan santun.***

 

Sumber: Gumilar, H.C


0 Komentar :

    Belum ada komentar.