Beranda Dari Teknisi Karet Menuju Hero: Kisah Jan van Oort di Kediri
ADVERTISEMENT

Dari Teknisi Karet Menuju Hero: Kisah Jan van Oort di Kediri

17 jam yang lalu - waktu baca 2 menit
Dari Teknisi Karet Menuju Hero: Kisah Jan van Oort di Kediri (Source:historia.id)

Johannes van Oort, seorang pekeja teknisi karet yang berprestasi dalam pertempuran melawan Jepang di Kediri, yang selamat sampai perang berakhir. 

Johannes van Oort adalah prajurit tentara kolonial Hindia Belanda Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger (KNIL), di Kediri, Jawa Timur. Ia mirip seperti Kopral Alvin Cullum York (1887-1964) dari Amerika Serikat. karena keberaniannya menewaskan banyak musuh dan membuat ratusan tentara Jerman menyerah.

Kopral York dan Prajurit Jan van Oort keduanya bukan tentara sebelum perang beralangsung, melainkan keduannya sama-sama dari pertanian yang merupakan dari teknisi karet. York beraksi di perang dunia I, sedangan Jan di perang dunia ke-II (1939-1945) front Asia Pasifik. 

Baca juga: Sundaland, Cikal Bakal Indonesia yang Tenggelam

Jan melakukannya dari usia lebih tua. Setelah aksinya di Kediri yang membuat namanya dikenal, Jan ditawan tentara Jepang. Namun, Jan terhindari dari balas dendam Jepang yang bisa membuatnya terbunuh. Itulah mengapa Jan tetap hidup hingga berakhirnya perang dunia II. 

Ketika ditawan tentara Jepang, Jan dimintai ketrangan nama dan info diri lainnya. Dia menyebutkan namanya Johannes van Oort dilhairkan di Madiun, Jawa Timur pada 17 Oktober 1902. Kartu tawanan perang yang dibuat Jan itu menyebut dirinya tinggal di Caruban, daerah yang terkenal dengan hutan jatinya di dekat Madiun dan Nganjuk. Pekerjaanya sebelum perang adalah sebagai teknisi karet. 

Sebagai tawanan perang, Jan dibawa sampai Burma. Disanan ia diikutkan dalam pembangunan rel kereta api yang memakan banyak korban jiwa. Setelah perang, Jan melanjutkan hidupnya sebagai orang sipil dan pindah ke Sulawesi Selatan. Dan menikahi perempuan bernama Tjanning. 

Baca juga: Sejarah Perang Bubat: Majapahit dan Sunda yang Penuh Tragedi

Pada 12 Mei 1949, Jan dianugerahi Ridders Millataire Willemsorde kelas empat atas aksinya di Kediri, Bintang tersebut disematkan pada dadanya di tahun terkahir Hindia Belanda. Jan menghabiskan masa tuanya di Papua, dan keluarga Jan pindah ke Kempen tahun 1960. 

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.