Dinamika Kegagalan Petani Milenial


[Ilustrasi. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat memulai program Petani Milenial di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (26/3/2021) . (Foto: Humas Pemprov Jabar).]

Petani Milenial yang termasuk program tahan pangan Indonesia, masih diwarnai dinamika abu-abu hingga terjadinya kegagalan.

Program Petani milenial yang berlangsung sampai saat ini, masih terus berkembang dengan berbagai penyesuain dari hulu hingga ke hilir.

Seperti pengintegrasian tiga pihak antara petani milenian, perbankan dan offtaker sampai saat ini masih dilakukan penyesuain sistem.

Namun akibat keterlambatan tersebut yang paling terdampak tentunya adalah para petani milenial sendiri.

Melansir dari jabarprov.go.id, sampai saat ini program petani milenial telah melahirkan sekitar 1200-an petani muda, seperempat dari keseluruhan para petani muda.

Sedang tiga perempatnya mengalami kegagalan akibat dinamika pengintegrasian yang masih terus disesuaikan.

Maka dari itu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan, Pemda Provinsi Jabar terus mengevaluasi program Petani Milenial.

Bahkan Kang Emil-pun sampai menginstruksikan perangkat daerah terkait untuk turun tangan memetakan dinamika yang terjadi di lapangan.

Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri Rapat Pimpinan (Rapim) di Lingkungan Pemda Provinsi Jabar di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (6/2/2023).

Lebih lanjut Kang Emil menambahkan, masih terdapatnya dinamika pelaksanaan program tersebut dengan Pemda Provinsi Jabar yang menjadi jembatan ketiga pihak tersebut.

"Contoh. Semua sudah siap dan lancar. Eh, pembeli Filipina melarang impor kelinci. Padahal, petani milenial kelinci sudah siap, pembayaran sudah siap. Ada force majeure. Terus yang isu petani (milenial) tanaman hias karena ada perang Rusia-Ukraina," imbuhnya.

Selain itu, kata Kang Emil, pihaknya sudah meminta kepada bank bjb untuk lebih fleksibel.

"Dinamika ada, dan kita bereskan juga dengan meminta bank bjb untuk lebih fleksibel dalam urusan penagihan dan pembayaran," katanya.***


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka