Garut 1900 (Garut Tempoe Doeloe)


Sebelum menjadi sebuah daerah tersendiri, Garut merupakan daerah yang menjadi bagian dari Kerajaan Sunda. Titik balik Garut menjadi sebuah daerah mandiri dimulai sejak masa pemerintahan Prabu Siliwangi yang dimana wilayah Garut ini disebut sebagai wilayah Galih Pakuan dan kemudian pada masa pemerintahan islam berubah menjadi Limbangan yang kemudian berubah namanya lagi pada tahun 1813 menjadi Garut.

Garut yang terletak di wilayah Oost-Priangan atau Priangan Timur ini pada tahun 1900-an memiliki wilayah seluas 3.065 km persegi ini terbagi ke dalam beberapa wilayah administratif yang terdiri dari 3 Kontrolir atau wilayah besar yang terdiri dari wilayah Garut, CIbatu dan Cikajang. 9 Distrik yang terdiri dari Garut, Bayongbong, Cibatu, Tarogong, Leles, Balubur Limbangan, Cikajang, Bungbulang, dan 29 onderdistrik. Pada tahun 1900-an penduduk Garut sangatlah beragam, tidak hanya dihuni oleh penduduk lokal tapi terdapat penduduk asing yang berasal dari negara-negara Eropa dan Tiongkok,

Pada tahun 1900-an penduduk Garut tercatat sebaganya 510.000 jiwa yang terdiri dari 740 penduduk Eropa, 980 penduduk dari negara-negara Asia TImur dan Timur Tengah, dan 508,280 penduduk lokal. Secara sosial pada tahun 1900-an terdapat stratifikasi sosial. Taktha tertinggi diberikan kepada penduduk Eropa yang sebagian besar merupakan warga Hindia Belanda yang termasuk minoritas di negara asalnya. Meskipun minoritas di negara asalnya para penduduk Eropa ini selalu mendapatkan perlakuan khusus dari pemerintah. Penduduk Eropa di Garut dapat mengeksploitasi golongan mayoritas dan bahkan menguasainya.

Awal tahun 1900-an dasar ekonomi Garut adalah pertanian, bahkan sebagian besar penduduk merupakan petani (baik sebagai pemilik tanah ataupun buruh tani). Keadaan ekonomi pada masa itu dapat dikatakan baik, hasil panen yang mencukupi kebutuhan para penduduk dan penjualan hasil tani yang mencapai bumi Eropa. Pada saat itu komoditas Garut yang paling terkenal adalah jeruk dan vanila. Namun, keadaan ini tidak bertahan lama karena adanya Perang Dunia 1 keadaan ekonomi di Garut mulai terguncang.

Di tahun 1900-an Garut berada di masa kejayaan di bidang pariwisata, pada saat ini Garut berada dibawah kepimpinan Bupati R.A.A Soeria Kertalegawa. Pariwisita di masa ini sangatlah maju, banyaknya turis asing dan orang-orang terkenal yang mengunjungi Garut, di saat ini jugalah Garut mulai dijuluki sebagai Swiss van Java. Namun, di tahun 1900-an juga terdapat masa-masa sulit Garut, keadaan ekonomi yang hancur akibat peperangan hingga bentrokan CImareme yang menegangkan.

 

Sumber : Maman Darmansyah


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka