Garut dalam Karya Sastra


[Illustration: Borobudurwriters.id]

Garut sudah tidak diragukan lagi keindahannya, bahkan Garut memiliki banyak julukan yang di dasari oleh keindahan alamnya. Garut hampir memiliki semuanya mulai dari gunung, laut, rimba dan pantai. Garut dengan segala keindahan alam yang dimiliki menjadi inspirasi untuk berbagai sastrawan baik sastrawan dalam negeri hingga sastrawan mancanegara. Beberapa karya sastra yang berlatar tempat Garut ddiantaranya puisi atau sajak karya Dodong Djiwapradja yang merupakan sastrawan asal Garut ini banyak menulis puisi tentang Garut.

Salah satu puisinya yang paling terkenal yang ditulis Dodong Djiwapradja adalah Garut yang ditulis pada tahun 1955. Di dalam sajak-nya yang berjudul Garut terdapat syair yang menceritakan Garut “ Seperti jalan ke Garut, lalu lewat Wanaraja. Angin dingin menggelitik tubuh kita, orang-orang tak berbaju, anak-anak tak bercalana”. Karya-karya sastra terutama sajak karya Dodong Djiwapradja ini banyak menjadikan Garut sebagai latar tempatnya seperti Memancing di Kali Cimanuk yang ditulis pada tahun 1972.

Kemudian tidak hanya orang Garut saja, penyair kelahiran Cianjur yakni Ramadhan KH yang menulis sajak dengan latar tempang Cikajang dalam kumpulan sajaknya yang berjudul Priangan si Jelita yang ditulis pada tahun 1958. Selain penyair dari Cianjur, Sastrawan dari Sumedang yakni Mohammad Ambri menulis buku dimana seluruh latar tempatnnya berada di Garut. Mohammad Ambri menuliskan buku yang berjudul “ Numbuk di Sue”. Numbuk di Sue adalah buku yang menceritakan tentang budaya, ekologi dan sejarah Garut.

 

Selain sastrawan dalam negeri terdapat juga sastrawan luar negeri yang menjadikan Garut sebagai latar tempat dari karya sastra mereka seperti Max Dauthendey yang merupakan sastrawan Jerman menulis sajak yang berjudul “ An den Cikuray” atau Kepada Cikuray dan juga “Unter dem grossen Warringinbaum” atau Di Bawah Kemegahan Pohon Beringin yang ditulis pada tahun 1915. Selain itu ada novel yang berjudul Fatat Garut atau dikenal juga sebagai Gadis Garut yang ditulis oleh Abdullah Assegaf yang merupakan Sastrawan Arab.


Sumber : Usep Romli HM


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka