Garut Menuju Bonus Demografi, Hit or Miss?
Bonus demografi adalah sebuah fenomena ketika jumlah penduduk usia produktif atau usia tenaga kerja yakni 15 - 65 tahun, lebih banyak daripada jumlah penduduk usia tidak produktif ( penduduk berusia 0 - 14 tahun dan diatas 65 tahun). Adanya fenomena ini tentunya jadi peluang besar karena dengan produktivitas yang tinggi maka akan memberikan pengaruh yang besar untuk pertumbuhan ekonomi.
Namun, keuntungan bonus demografi tentunya tidak bisa didapatkan begitu saja, bonus demografi ini haruslah didukung dengan fasilitas kesehatan yang baik, pendidikan yang berkualitas, serta sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi. Saat ini Kabupaten Garut sedang berproses menuju fenomena bonus demografi. Pada tahun 2024 penduduk Garut terdiri dari 2,7 juta jiwa dengan komposisi penduduk produktifnya mencapai 52 persen.
Berdasarkan komposisi jumlah penduduk Garut pada saat ini, kemungkinan besar Garut akan menghadapi masa bonus demografi pada tahun 2030-2045. Penduduk produktif di Kabupaten Garut didominasi oleh generasi milenial sebanyak 811.800 orang dan generasi z sebanyak 720.709 jiwa. Penduduk Garut sudah siap dalam menghadapi bonus demografi, lalu bagaimana dengan pemerintahannya?
Garut memiliki penduduk produktif yang siap kerja, namun sayangnya Kabupaten Garut tidak bisa menyerap seluruhnya. Berdasarkan data pencari kerja yang dikeluarkan oleh Pemkab Garut 2023, jumlah pencari kerja lebih besar daripada lowongan kerja yang tersedia. Di tahun 2023 jumlah pencari kerja mencapai 20.195 orang, sedangkan loker yang tersedia di Garut hanya 7043 lowongan kerja.
Hal ini membuat penduduk Garut skeptis dengan keadaan Garut, sehingga memutuskan untuk mengadu nasib di luar Garut, sehingga terjadi fenomena brain drain. Brain drain adalah fenomena ketika tenaga kerja terampil dan berpendidikan tinggi meninggalkan daerah asalnya. Hal ini dapat merugikan daerah asalnya. Saat ini, Kabupaten Garut tidak kekurangan sumber daya manusia yang berkualitas.
Kabupaten Garut hanya belum memiliki kapasitas untuk mewadahi dan memanfaatkan sumber daya manusia yang mereka dapatkan dari bonus demografi, sehingga posisi Garut-pun bisa terancam. Akankah Kabupaten Garut bisa memanfaatkan bonus demografi, atau sebaliknya terhantam oleh gelombang bonus demografi?
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.