Gunung Nagara, Makam Keramat Raja Sunda yang Siap Jadi Destinasi Wisata Budaya
Di balik perbukitan Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut, tersembunyi sebuah permata sejarah dan spiritual bernama Situs Gunung Nagara. Tempat ini bukan sekadar destinasi hiking biasa, melainkan kompleks makam kuno yang dipercaya sebagai tempat peristirahatan terakhir para raja Sunda.
Kekayaan sejarah dan keindahan alamnya kini didorong kuat oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut untuk menjadi destinasi wisata berbasis budaya andalan.
Baca Juga: Rekomendasi Wisata Edukasi di Garut untuk Study Tour dan Keluarga
Napak Tilas ke Masa Peradaban Tua
Situs Gunung Nagara terletak di Desa Depok, Kecamatan Cisompet. Masyarakat meyakini bahwa situs ini menyimpan jejak peradaban yang bahkan usianya disebut-sebut lebih tua dari berdirinya Kerajaan Sunda Pajajaran.
Fakta-fakta Sejarah dan Spiritual yang Melekat:
-
Makam Keramat Para Raja: Kawasan ini diyakini sebagai makam para raja Sunda dan tokoh berpengaruh di masa lampau. Terdapat area yang disebut sebagai makam Salawe, yang menjadi bukti peradaban Islam awal di Garut.
-
Jejak Islam Kuno: Penelitian menunjukkan adanya batu nisan dengan tulisan Arab gundul yang mencantumkan titimangsa hingga tahun 11 Hijriyah. Penemuan ini memperkuat dugaan bahwa Gunung Nagara adalah saksi bisu masuknya Islam ke tatar Sunda.
-
Tangga Sarebu: Untuk mencapai puncak setinggi 1.500 meter di atas permukaan laut (mdpl), peziarah dan wisatawan harus menapaki sekitar 1.000 anak tangga atau yang dikenal sebagai tangga sarebu. Perjalanan ini dianggap sebagai bagian dari ritual spiritual untuk mencapai tempat keramat.
Potensi Ganda: Sejarah dan Pesona Alam
Selain nilai spiritual dan sejarah yang mendalam, Gunung Nagara memiliki potensi pariwisata alam yang luar biasa. Dari puncaknya, pengunjung dapat menikmati pemandangan panorama alam yang masih asri dan indahnya cahaya lampu kota (city light) di Cisompet pada malam hari.
Potensi ganda inilah yang membuat Pemkab Garut melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) berupaya keras memprioritaskan pengembangan kawasan ini. Upaya terbaru adalah peluncuran film dokumenter "Gunung Nagara" yang bertujuan menghidupkan kembali kekayaan budaya dan sejarah situs tersebut.
Pembina Dewan Kebudayaan Garut (DKG) menekankan bahwa pengembangan Gunung Nagara sebagai destinasi wisata budaya sejalan dengan filosofi leluhur:
"Budaya yang besar adalah budaya yang menghargai para pendahulunya. Hana nguni hana mangke, tan hana nguni tan hana mangke (ada dahulu, ada sekarang; tiada dahulu, tiada sekarang)."
Dengan mengolah Gunung Nagara, Garut tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga menjual nilai edukasi sejarah dan kearifan lokal yang sangat kaya, menjadikannya destinasi yang unik di Jawa Barat.
Mengundang Kolaborasi dan Pelestarian
Pengembangan Gunung Nagara membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, budayawan, dan masyarakat setempat. Prioritas utama adalah menjaga kesakralan situs sambil memfasilitasi akses yang aman dan nyaman bagi wisatawan spiritual maupun umum.
Dengan terangkatnya nama Gunung Nagara sebagai destinasi berbasis budaya, diharapkan kawasan ini dapat menarik lebih banyak kunjungan, mendorong perekonomian lokal masyarakat Cisompet, sekaligus memastikan bahwa warisan leluhur para raja Sunda tetap lestari dan dihargai.
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.