Hadro : Kesenian Garut Berlatar Belakang Penyebaran Agama Islam


[Illustration : http://wisatadanbudaya.blogspot.com/2010/02/kesenian-hadro.html]

Hadro : Kesenian Garut Berlatar Belakang Penyebaran Agama Islam

Kesenian Hadro merupakan salah satu jenis kesenian yang dimiliki oleh Kabupaten Garut berlatar belakang penyebaran agama islam. Terdapat perpaduan antara hasil parsi/Arab dengan budaya parahyangan. HADRO yang di dalamnya terkandung makna atau arti dari Maha Pencipta. Kesenian ini pertama kali diperkenalkan sekitar tahun 1917 oleh Kyai Haji Achmad Sayuti dan Kyai Haji  Sura yang berasal dari Kampung Tanjung Singuru Kecamatan Samarang Kabupaten Garut. Seni Hadro mendeskripsikan adanya kepatriotan para pejuang muslim dalam menantang para penjajah.

Kehadiran kedua tokoh agama tersebut disambut hangat oleh masyarakat Desa Bojong Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut. Karena sambutannya yang hangat, kesenian ini dijadikan sebagai media dakwah sehingga begitu pesat pengembangan pada saat itu. Mayoritas agama penduduk setempat adalah beragama islam dan tentu saja memberi pengaruh melalui informasi atau pesan-pesan yang mengandung nilai-nilai agama islam.

Di Kecamatan Bungbulang terdapat kelompok seni Hadro  bernama PANCA MUSTIKA, artinya identik dengan kebesaran Kandangwesi dan papakem Panca Mustika (Lima Mustika), yaitu Ulah Ngarempug Tugu berarti Jangan Melanggar Hukum, Ulah Ngarempak Canar berarti Jangan Merubah Keputusan Bersama, Ulah Ngarempak Meulah Pamali berarti Jangan Merasa Benar Sendiri, Ulah Ngukut Anjing Belang berarti Jangan Mencari-cari Kesalahan Orang Lain.

Kesenian ini terdapat alat musik atau disebut juga dengan Waditra yang digunakan dalam mengiringi diantaranya : Rebana, Tilinglit, Kempring, Kompeang, Bangsing, Terompet, dan Bajidor. Memiliki gaya khas berupa jurus-jurus pencak silat yang menggambarkan kepatriotan dan keberanian, sedangkan lagu khasnya diambil dari sajak pujangga Islam Syech Jafar Al Barzanji.Ditampilkan    pula    dalam    acara  pernikahan,    khitanan,    pesta    adat  menyambut    datang    panen    dan    dalam    acara  keagamaan    seperti    dalam rangka    memperingati    Maulud    Nabi    Muhammad    SAW  yang  disebut  Muludan, Rajaban dan   dalam   acara   keagamaan   lainnya.  

 

Sumber :  Katalog Kesenian Tradisional Disparbud Kabupaten Garut Jawa Barat 2013

 

 


0 Komentar :

    Belum ada komentar.

Mungkin anda suka